Reporter : Sulaiman
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Sejumlah warga lansia dan yatim piatu menerima Bantuan Langsung Tunai dari Pemerintah Kabupaten  Berau, yang diserahkan langsung oleh Bupati Sri Juniarasih. Pemberian BLT ini rupanya telah ditanti-nanti oleh warga, salah satunya ialah Ismail. Kakek berusia 68 tahun penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) mengaku, uang yang diterimanya dari program pemerintah dipakainya untuk berobat dan membeli kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) untuk menyambung hidupnya.

Menurut warga warga kawasan Kampung Gayam ini, program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau dalam penyaluran BLT bagi masyarakat kurang mampu alias miskin dan anak  yatim piatu terlantar, sangat meringankan beban para Kelompok Penerima Manfaat (KPM). Termasuk dirinya yang kini telah menuju senja.

Sebab, kakek bermabut dan kumis mulai memutih itu mengaku sudah tidak sanggup lagi untuk bekerja berat. Selain faktor usia, kecelakaan tunggal yang menimpa dirinya 3 tahun lalu, membuat engkel kaki sebelah kanannya patah.

 

Sehingga untuk melakukan aktifitas harus dibantu dengan tongkat. Karena itu, Ismail merasa kesulitan untuk berbuat sesuatu pekerjaan yang bisa mendatangkan uang untuk kelangsuangan hidup dan berobat.

“Bantuan ini memang saya harap sebenarnya, karena sudah tidak bisa bekerja,” kata Ismail, setengah merintih dengan senyum ramah, saat ditemui sedang mengantre pengambilan BLT, di Kantor Kelurahan Gayam, Jumat (12/7/2024).

Setahunya, ini tahun pertama Ismail mendapat atau menerima langsung dana segar bantuan pemerintah. Yang mana lima tahun belakangan ini, dia hanya mendapatkan janji.

Menurutnya, BLT Rp1.750.000 sangat membantu dirinya untuk belanja kebutuhan bahan pokok.

“Ini lumayan untuk belanja sembako dan kebutuhan rumah,” ucapnya bersyukur dengan nada lirih.

Diakui, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, hanya mengandalkan pemberian uang oleh anaknya yang saat ini bekerja di perusahaan swasta.

“Alhamdulillah, ada aja anak kirim kami uang tiap bulan,” ungkapnya tanpa menyebut nomilal yang diterimanya. Kecuali hanya bersyukur masih ada yang diharapkan.

Selaiin itu, ada juga penerima BLT bernama Nahirah, yang sudah berusia 67 tahun. Penyakit usia tua yang menderanya selama beberapa tahun belakangan ini membuatnya memutuskan untuk menggunakan BLT tersebut untuk berobat.

“Sakit-sakit sekarang saya, nak. Ini uang untuk berobat,” ucapnya.

Nenek ini mengaku, selama ini hidupnya banyak dibantu oleh sang anak yang juga masih jauh dari kata sejahtera.

Doanya, semoga kondisi yang dialaminya tidak selamanya mendera bersama anaknya. Harapannya bisa dapat keluar dari garis kemiskinan.

“Alhamdulillah, saya dapat juga,” ucapnya bersyukur.

Sementara itu, Lurah Gayam, Purwanto, menyatakan pihaknya akan bekerja sama dengan RT untuk melakukan pemutakhiran data kemiskinan kampung setiap bulannya.

Hal ini dilakukan demi memastikan program tersebut tepat sasaran dan memberikan manfaat bagi warga Gayam.

“Sesuai arahan bupati dan camat, data terus kami update,” ujarnya.

Sebagai catatan, sebanyak 79 lansia dan 19 yatim piatu, masuk sebagai KPM. Terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) total bantuan yang disalurkan senilai Rp195 juta. (*)