TANJUNG REDEB – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Berau akan segera terlaksana. Tapi, syarat ketat harus dipenuhi oleh pengelola sekolah.
Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah Disdik Berau, Ambo Sakka menjelaskan sebelum PTM digelar, akan dilakukan persiapan yang ketat. Juga akan dilakukan monitoring serta evaluasi setiap harinya.
Menurut Ambo Sakka, jenjang PAUD merupakan usia emas perkembangan anak. Pembelajaran dengan interaksi sosial dengan kawan sebaya maupun guru juga sangat diperlukan anak usia PAUD.
“Pada usia PAUD ini, lebih susah untuk dilakukan secara daring, kenyataannya pun saat ini justru orangtua yang lebih sibuk untuk mengurus keperluan anaknya selama pembelajaran online,” jelasnya, Selasa, 21 September 2021.
Sementara itu, Dinas Pendidikan telah menerima banyak permintaan izin pembelajaran tatap muka. Tetapi Ambo Sakka mengaku belum bisa memberikan izin sebelum dipastikan apakah persiapan dan protokol kesehatan sudah dijalankan dengan benar atau belum.
“Tentu akan kita lakukan pengecekan ke lapangan, apakah yang dilaporkan secara tertulis itu sudah dilakukan atau tidak. Seperti misalnya dilaporkan sudah melakukan kerja sama dengan Puskesmas, tetapi setelah dilakukan pengecekan ternyata hal itu belum terjadi, nah ini perlu kita beri teguran,” tuturnya.
Ambo Sakka menegaskan, monitoring dan evaluasi akan dilakukan secara ketat. Kalau memang pada saat pelaksanaan uji coba dalam waktu dekat ini berjalan lancar, menurutnya bisa saja jumlah peserta didik yang hadir secara langsung bisa ditambah. Di tahap uji coba, tidak semua kapasitas kelas akan diisi secara penuh, tapi hanya sebagian.
“Setiap hari akan kita lakukan evaluasi, jadi laporan dari satuan pendidikan akan kita terima setiap hari seperti apa perkembangannya. Apapun yang terjadi kita lihat bagaimana kondisi dan situasi di lapangan,” tegasnya.
Ambo berharap, agar dalam waktu dekat PTM bagi jenjang PAUD sudah bisa dijalankan. Hal ini sesuai dengan harapan masyarakat dan pihak sekolah.
“Kalau untuk ketentuan diselenggarakannya PTM ini sama seperti jenjang SD dan SMP. Karena pada prinsipnya menjaga prokes. Bagaimana caranya agar ini bisa dilaksanakan. Tetapi tidak ada yang terdampak,” sambungnya.
Sementara itu, antusiasme dari satuan pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka diakui Ambo sangat tinggi. Menurutnya, peserta didik yang selama ini belajar jarak jauh rindu dengan guru dan kawannya. Penghentian sekolah tatap muka sudah berjalan hampir dua tahun. Sangat dimungkinkan, untuk siswa yang baru masuk, tidak kenal gurunya, begitupun sebaliknya guru tidak kenal dengan muridnya.
“Jadi PTM sangat diinginkan oleh pihak sekolah maupun orangtua siswa dan peserta didik itu sendiri,” tutupnya. (*)
Editor: RJ Palupi