TANJUNG REDEB – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau digandeng World Wide Fund for Nature (WWF) dalam merealisasikan program pengembangan kemampuan pendampingan wisata bagi 40 pramuwisata di Pulau Derawan.
Kepada awak media, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata, Samsiah Nawir, menyatakan realisasi program tersebut sebagai tindak lanjut pemerintah dalam mengantisipasi kejadian tidak diinginkan menimpa para wisatawan yang bertandang ke Berau.
“Pembekalan ini untuk para pramuwisata atau tour guide ya. Yang memang harus punya kemampuan memandu wisatawan,” kata Samsiah, beberapa waktu lalu.
Disebutkan, didapuknya Pulau Derawan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) oleh pemerintah pusat, menjadikan pihaknya mesti memastikan setiap standar pelayanan harus diberikan secara baik kepada para wisatawan, khususnya kemampuan berkomunikasi yang baik oleh para tour guide.
“Karena ‘kan kita tahu kalau Pulau Derawan itu masuk KSPN,” kata Samsiah.
Samsiah juga menyampaikan, bila sejauh ini belum semua pramuwisata di Pulau Derawan merupakan bagian dari komunitas resmi tour guide di Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Berau.
Kondisi itu tentu akan menghambat para guide untuk mendapatkan sertifikasi profesi tour guide.
“Memang dari 40 peserta itu belum semua punya sertifikasi,” ungkapnya.
Ke depan, antara Disbudpar dan HPI Berau akan bekerja sama untuk membuka agenda pembekalan sekaligus sertifikasi profesi guide.
Demi memastikan setiap guide di destinasi wisata di Berau merupakan pemandu yang resmi dan dapat dipertanggungjawabkan statusnya oleh organisasi resmi.
“Itu tindakan selanjutnya, ya. Tentu bekerja sama dengan HPI,” katanya.
Disampaikannya, dalam proses kegiatan pembekalan yang berlangsung pada pertengahan Maret 2024 lalu, para guide juga dibekali kemampuan untuk memandu para wisatawan untuk berinteraksi langsung dengan biota laut hiu paus.
Dimana, menurutnya, para wisatawan tidak dapat dengan sembarangan memperlakukan hiu paus yang dapat mengancam keselamatan wisatawan dan biota laut tersebut.
“Ya, kami bekali juga cara memperlakukan hiu paus, termasuk jenis makanan dan cara memberikan makannya, karena tidak boleh sembarangan,” jelas Samsiah. (*/ADV)
Reporter : Sulaiman
Editor : s4h