Foto: Direktur PT HSL Roby Maula
TANJUNG REDEB- Meskipun belum signifikan memberikan kontribusi untuk PAD, manajemen PT Hutan Sanggam Lestari (HSL) mengklaim sudah melakukan penyelamatan dengn optimalisasi beberapa hal. Diantaranya melakukan pembenahan manajemen dan keuangan.
Direktur PT HSL Robi Maula mengatakan, pihaknya sudah melakukan optimalisasi usaha, bahkan sudah menyusun strategi jangka panjang. Untuk jangka menengah kata dia, sudah hampir tercapai semua. Termasuk pembenahan keuangan dan SDM.
“Memang, belum berproduksi tinggi. Tapi, minimal kami bisa mengoptimalisasi aset,” katanya.
Robi mengaku, krisis dinia terhadap manufactur, juga berdampak pada krisis perusahaan yang dipimpinnya. Apalagi perusahaan itu selama ini hanya bergantung pada kayu bulat. Namun dirinya menaruh optimis tinggi tahun 2023 bisa lebih meningkat lagi.
Dijelaskannya, untuk pasar kayu bulat sendiri, tahun ini tidak seperti dulu. Itu disebabkan, karena pasar dunia sekarang terfokus pada pasar energi.
“Tapi di tahun 2023 ini kami optimis bisa memberikan kontribusi lebih. Apalagi di tahun 2022 lalu, kami bisa melakukan penyelamatan dengan melakukan beberapa hal. Termasuk optimalisasi usaha dan aset,” jelasnya.
Selanjutnya, akan mengusulkan perubahan nama HSL, dan pihaknya juga telah menyesuaikannya dengan KLBI sehingga bisa melakukan disertifikasi. Dan itu kata dia sudah disetujui pemegang saham.
Seharusnya, itu dilakukan pada tahun 2022 lalu, namun karena ada beberapa hal, sehingga baru akan dilaksanakan pada 2023 ini.
“Memang kami akan melakuka rilis, kenapa tidak bisa dilakukn tahun lalu, krena ada penyesuaian-penyesuaian dari izin yang dipegang Inhut. Kami juga akan melakukan RUPS setelah audit dari angkuntan publik,” pungkasnya. (/)