Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau menargetkan sebanyak 35.740 anak berusia sejak 0 (nol) Hingga 7 tahun bisa mendapatkan vaksin polio.

Seperti ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Berau, Lamlay Sarie, masyarakat diminta mewaspadai penyakit polio yang kembali datang. Sebab, menurutnya, sudah ditemukan laporan kasus polio di sejumlah wilayah di Indonesia.

Terkait dengan ancaman itu, sebanyak 35.740 anak usia 0 hingga 7 tahun di Kabupaten Berau ditarget mendapatkan vaksinasi polio tahap satu.

Adanya laporan kasus polio serta risiko penularan virus polio yang tinggi, membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) khusus polio, tidak terkecuali di wilayah Kabupaten Berau.

“Untuk tahap pertama, sudah dilakukan sejak tanggal 23 Juli lalu,” ujar Lamlay, kepada berauterkini.co.id di kantornya, Rabu (7/8/2024).

Pemberian imunisasi pada PIN Polio sangat penting untuk mencegah virus polio yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen, terutama pada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi polio lengkap.

Sasaran PIN Polio adalah anak usia 0 hingga 7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

“Kami telah melakukan pemerataan vaksinasi polio di 13 kecamatan yang ada. Alhamdulillah, di Berau belum ada kasus polio,” terangnya bersyukur.

Polio sendiri dapat dicegah dengan imunisasi polio lengkap. Imunisasi polio lengkap yang telah dimasukkan ke dalam program nasional terdiri dari dua jenis vaksin, yaitu vaksin polio yang diberikan secara tetes dan vaksin polio dengan suntikan.

“Jika anak mengalami gejala sakit tenggorokan, demam, mual, kelelahan, sakit kepala kekakuan leher dan nyeri anggota badan itu perlu diwaspadai dan segera diperiksakan ke fasyankes (fsilitas pelayanan kesehatan) terdekat,” paparnya sekaligus menyarankan.

Disebutnya, anak-anak yang berisiko tertular polio adalah mereka yang tidak mendapatkan imunisasi polio lengkap, tinggal di lingkungan sanitasi buruk dan tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungannya.

“Polio tidak bisa diobati, namun bisa dicegah dengan imunisasi tetes manis polio,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Berau, Garna, menambahkan setelah vaksinasi tahap pertama dilakukan, selanjutnya akan dilakukan sweeping selama lima hari.

Kemudian akan dilanjutkan vaksinasi kedua pada 13-17 Agustus atau 14 hari setelah vaksinasi pertama dilaksanakan.

“Sejauh ini vaksinasi berjalan dengan lancar. Rata-rata per hari 5 ribu anak telah divaksin polio. Tapi ada juga Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) yang belum melapor, karena bertugas di daerah pedalaman,” terangnya.

Adapun vaksinasi dilakukan di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) atau PKM, maupun jemput bola ke sekolah-sekolah. Pada hari pertama, capaian vaksinasi cukup tinggi, yaitu mencapai 80 persen per PKM. (*)