TANJUNG REDEB – Merokok di dekat balita, khususnya di lingkungan rumah, memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan balita maupaun kalangan dewasa.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, Lamlay Sari,memperingtatkan para orang tua untuk menjaga kebersihan udara di rumah demi melindungi anak-anak, terutama balita, dari efek negatif rokok.
Menurut Lamlay, balita yang terpapar asap rokok berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan serius, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
“Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya, beberapa di antaranya bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker,” jelasnya.
Dia menambahkan, balita memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif dibandingkan orang dewasa. Paparan asap rokok, baik langsung maupun tidak langsung (perokok pasif), dapat menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk, pilek, asma, serta infeksi saluran pernapasan akut.
Selain itu, risiko terkena gangguan perkembangan otak juga lebih tinggi.
Lebih lanjut, Lamlay juga mengingatkan bahwa paparan asap rokok di rumah tidak hanya berdampak pada balita, tetapi juga anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, ia mengimbau kepada orang tua dan semua anggota keluarga untuk tidak merokok di dalam rumah.
“Mari kita buat rumah sebagai tempat yang sehat, tanpa asap rokok,” ujarnya.
Sebagai langkah pencegahan, Dinas Kesehatan Berau mendukung program kampanye antirokok yang mengedukasi masyarakat tentang bahaya merokok, terutama di tempat-tempat yang rawan terpapar anak-anak.
Lamlay berharap dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat, rumah menjadi tempat yang aman dan sehat untuk tumbuh kembang balita.
Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Kesehatan juga terus memperkuat sosialisasi mengenai bahaya merokok dan mendorong keluarga untuk lebih peduli terhadap lingkungan rumah mereka.
“Kami akan terus berupaya agar keluarga Berau lebih sehat dengan mengurangi kebiasaan merokok di sekitar anak-anak,” tutupnya.
Kampanye ini juga sejalan dengan program kesehatan pemerintah yang menargetkan pengurangan jumlah perokok aktif, terutama di kalangan orang tua yang memiliki anak balita, demi tercapainya lingkungan yang bebas asap rokok.(adv)