Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB – Bulan November mendatang, Dinas Perikanan (Diskan) Berau akan meluncurkan produk perikanan kaleng pertama sebagai bagian dari peringatan Hari Ikan.

Produk ini diharapkan dapat menjadi solusi ketika ikan segar sulit didapat akibat nelayan menghadapi cuaca buruk.

Kepala Bidang Penguatan Daya Saing Produk Perikanan Diskan Berau, Dewi Rosita, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya segera memberikan bantuan hibah mesin pengalengan kepada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Berau di Kampung Tanjung Batu.

“Kami juga akan melakukan pelatihan penggunaan alat dan pelatihan diversifikasi olahan ikan selama dua hari,” ungkapnya.

Pelatihan diversifikasi olahan ikan ini akan ditujukan kepada pelaku usaha di Tanjung Batu, Semanting, Kasai, dan Pulau Derawan, yang nantinya akan memanfaatkan mesin pengalengan di SMKN 3 Tanjung Batu.

Dewi menambahkan, pihaknya akan membawa contoh olahan pengalengan dari Yogjakarta untuk memberikan gambaran proses pengalengan kepada peserta.

SMKN 3 Tanjung Batu dipilih sebagai lokasi uji coba karena telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), yang memungkinkan mereka untuk mengelola anggaran secara mandiri tanpa harus menunggu alokasi dari pemerintah.

WhatsApp Image 2024 10 25 at 18.41.56

“Untuk mengadakan mesin pengalengan, syaratnya adalah harus memiliki rumah produksi terlebih dahulu,” jelasnya.

Dewi berharap, produk kalengan ini dapat menunjang Kabupaten Berau sebagai destinasi pariwisata, khususnya sebagai oleh-oleh khas dari Kepulauan Derawan, yang kaya akan potensi perikanan.

“Pelaku usaha dapat mengemas produk di SMKN 3 dan membayar biaya pengemasan ke pihak sekolah,” sambungnya.

Monitoring akan terus dilakukan untuk memastikan mesin pengalengan di SMKN 3 Tanjung Batu berfungsi dengan baik. Sesuai perjanjian, jika mesin tidak berjalan, pihaknya berhak menarik kembali mesin tersebut saat rumah produksi sudah siap.

Anggaran untuk mesin pengalengan ini mencapai sekitar Rp 230 juta, lengkap dengan sistem sterilisasi pada suhu 120 derajat, sehingga ketahanan produk dapat mencapai lebih dari satu tahun. Dewi meyakini bahwa produk kemasan kalengan ini akan menjadi solusi saat ikan segar tidak tersedia, terutama di daerah pesisir.

“Kami ingin memanfaatkan bahan baku yang harga nilainya rendah menjadi produk siap makan dengan harga yang lebih tinggi,” tandasnya.(*)