TANJUNG REDEB – Nama Syarifatul Syadiyah, sudah cukup ramai dibicarakan dan dilirik banyak tokoh dalam bursa Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2024, pada Oktober mendatang, namun kader Partai Golongan Karya (Golkar) ini mengaku tidak ingin terburu-buru, hanya menunggu dan melihat perkembangan selanjutnya.

Pasalnya, Caleg perempuan yang meraih suara 29.571 di Dapil VI Pileg Dewan Pewakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ini, mulai dikaitkan dengan sejumlah tokoh politik.

Menyadari hal itu, Syarifatul, tampak sedikit malu-malu dan tersenyum, melihat dirinya mulai jadi “rebutan” para figur politik “Bumi Batiwakkal”.

“Saya mengapresiasi apabila ada yang memasukkan saya di dalam bursa Pilkada itu. Kalau saya masih fokus (Pileg) dulu, karena ini kan baru selesai pleno juga,” katanya.

Syarifatul mengatakan, untuk persoalan persiapan Pilkada, partainya memiliki tahapan dan pertimbangan tersendiri.

Memang, katanya, sudah ada beberapa figur politik yang sudah melakukan pendekatan kepadanya.

“Kalau perorangan ada, bukan dari ketua partai. Ada juga dari sesama anggota DPRD Berau tapi kita hanya diskusi-diskusi saja,” katanya.

Meski didekati tokoh politik pesohor di Berau, dirinya enggan mengungkapkan siapa saja yang sudah menebar “kode pinangan” di Pilkada mendatang.

“Biarlah ini menjadi rahasia saya dulu dan saya akan konsultasi dengan pimpinan, arahan Golkar pusat seperti apa,” tuturnya.

Ketika disinggung tawaran apa saja yang telah ditawarkan para figur yang mendekatinya. Apakah menawarkan kursi bupati atau wakil bupati, wanita yang akrab disapa Syari ini menjawab, paling banyak yang datang menawarkan posisi wakil bupati.

Menurutnya, sah-sah saja tawaran itu dan dirinya sangat mengapresiasi hal tersebut.

“Karena banyak figur menginginkan posisi bupati semua. Saya diajak sebagai wakilnya. Karena maju sebagai bupati, pertimbangannya harus matang, tidak boleh gegabah,” katanya.

Diakui, bukan tipe orang yang terburu-buru dalam memutuskan segala hal. Mengingat dirinya juga baru terpilih di Pileg DPRD Kaltim untuk Dapil IV (Berau, Kutim dan Bontang), membuatnya harus berhitung untung rugi apabila ingin benar-benar maju di Pilkada.

“Kalau banyak minusnya, tidak perlu dipaksakan. Karena saya juga ada keinginan untuk berkantor di Karang Paci (DPRD Kaltim),” katanya sambil tertawa kecil.

Sebenarnya, Syarifatul sudah digadang-gadang oleh Golkar untuk maju di Pilkada. Namun, setiap figur yang dipersiapkan, harus melalui Pileg 2024 dulu. Tujuannya, untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan masyarakat dengan figur tersebut.

Dari segi elektoral dan elektabilitas, Syarifatul sudah tidak bisa diragukan lagi dan sangat layak maju di Pilkada.

Sebab, hasil Pileg dengan raihan 29.571, sudah membuktikan bahwa, masyarakat Berau cukup puas dengan kinerjanya selama menjadi Wakil Ketua I DPRD Berau periode 2019-2024.

“Ya, ini bagian dari tes itu. Karena di Golkar, siapa yang mau maju di Pilkada, tiketnya harus mengikuti Pileg. Saat Rakor, keputusannya juga seperti itu,” terangnya.

“Provinsi juga bilang, kalau perolehan suaramu hanya 10 ribu, (rekomendasi maju dipilkada) tidak dikasih,” tambahnya.

Namun, dirinya juga mengaku ingin menikmati buah kerja kerasnya di Pileg 2024 ini. Sebab, sudah dua periode dirinya mewakili aspirasi masyarakat Dapil I Kabupaten Berau, yakni Kecamatan Tanjung Redeb.

Kini, dengan majunya ke DPRD Kaltim, maka tanggung jawabnya bukan hanya 1 dapil, tapi 3 kabupaten/kota.

Apalagi, berkaca pada pemilu sebelumnya, meskipun telah menerima surat tugas bukan jaminan mulus menuju Pilkada.

“Ya, wait and see (tunggu dan lihat) sajalah nanti. Saya juga akan secepatnya berkomunikasi dengan bos kami. Kerena ini juga belum ada pembahasan,” ujarnya.

“Apalagi, pelantikan DPRD juga bersamaan dengan pemilihan kepala daerah,” paparnya.

Namun dirinya mengaku, sangat perlu pertimbangan yang matang untuk memutuskannya. Apalagi, Golkar Berau tahun 2024 berbeda saat pemilu 2019 lalu. Yang mana di 2019 itu, Golkar bisa mengusung calon bupati sendiri, karena berhasil meraih 6 kursi.

“Kalau sekarang memang harus berkoalisi dengan partai lain. Meskipun dari hati kecil saya ingin di DPRD Kaltim dulu,” paparnya.

Namun, semua itu diserahkan ke pimpinan Golkar. Sebab, dirinya juga belajar dari mantan Bupati Berau Muharram (Almarhum).

Sebelum terpilih menjadi Bupati Berau, dirinya sempat di DPRD Kaltim meskipun itu tidak lama.

“Apapun bisa terjadi dan memang kesempatan itu terbuka untuk saya dan dukungan juga ada,” terang Syari. (*)

Reporter : Hendra Irawan

Editor : s4h