TANJUNG REDEB, – Sebanyak 128 lapak UMKM yang aktif berjualan di Car Free Day (CFD) seriap hari Minggu di Jalan Ahmad Yani, bakal diambil alih Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Barintak Kelurahan Bugis.
Hal ini dilakukan, menyusul dibubarkannya komunitas pelaku UMKM CFD Tepian Sungai Segah, beberapa waktu lalu.
Ketua CFD Tepian Sungai Segah, Afik Fathoni, mengatakan pihaknya telah menyerahkan urusan lapak pedagang ke pihak Kelurahan Bugis, yang menaungi Pokdarwis Barintak.
“Ya kami serahkan pengurusan lapak UMKM di tepian itu ke kelurahan,” ungkap Afik.
Ia bercerita, sekira tiga bulan lalu, menjadi titik awal para pelapak mulai berjualan di tepian Sungai Segah. Ia bersama istrinya kala itu berhasil menarik atensi publik untuk berwisata belanja dari jajajan yang ia jajalkan.
Tuai hasil positif, ia tak kesulitan menggalang banyak pelapak untuk ikut berjualan di lokasi tersebut. Dari pedagang makanan hingga cinderamata dan fashion, ramai mengikuti langkahnya.
Sadar dengan dampak yang ditimbulkan, mulai dari sampah hingga kerapian tepian usai CFD, ia pun mencoba untuk membangun komunitas yang sesuai dengan arahan pihak Kelurahan Bugis saat itu.
“Dari situ berjalan lah sampai pekan kemarin mas,” terang dia.
Rupanya, keramaian itu tak terpantau Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau. Selaku pengelola kawasan wisata Tepian Sungai Segah. Yang mana, kala itu menyarankan agar seluruh pelapak harus berada dibawah komando Pokdarwis Barintak.
Termasuk dalam urusan kegiatan yang bakal mengisi CFD setiap pekannya.
“Saya sempat dipanggil dan diskusi langsung, arahannya seperti itu,” ujar dia.
Saat diskusi itu, ia sempat mengajukan agar seluruh pengurus dalam komunitas pelapak untuk masuk semua dalam pengurus Pokdarwis Barintak. Namun ditolak.
Akhirnya, ia memutuskan untuk tidak masuk dalam pengurusan pokdarwis dan komunitas pelapak pun dibubarkan.
“Saya memilih untuk mundur saja mas, karena teman-teman yang lain tidak bisa masuk. Kan kami ada pengurusnya juga,” beber Afik.
Selaku penggagas komunitas UMKM, dia tak merasa keberatan dengan keputusan pemerintah. Hanya saja, ia menyampaikan agar tak ada pihak yang dirugikan dari keputusan tersebut.
Sebab, menurut kabar yang ia terima, iuran pelapak bisa saja dinaikkan setelah bergantinya kepengurusan. Dari yang biasanya Rp10 ribu, naik menjadi Rp15 ribu per pekan.
Dana itu biasanya digunakan untuk membayar jasa para petugas kebersihan dari DLHK Berau. Yang biasanya bertugas membersihkan kawasan CFD setiap agenda berakhir.
“Iuran itu yang jangan sampai naik,” ungkap dia.
Ia pun bersama dengan pedagang lainnya, bakal terus memantau perkembangan informasi terkait keputusan Pokdarwis, Disbudpar dan Kelurahan Bugis ihwal nasib para pelapak yang kabarnya belum mendapatkan kepastian soal dibukanya lapak di CFD pekan depan.
“Ya kami terus memantau mas, meski saya sudah tak lagi berjualan disana,” tutur Afik. (*)