TANJUNG REDEB – Upaya mencegah penyebaran virus Covid-19 justru diabaikan saat masyarakat Berau sedang mengantre giliran vaksinasi. Pada Selasa 24 Agustus 2021, desak-desakan massa terjadi di depan pintu masuk Gedung Graha Pemuda, Jalan Mangga, Tanjung Redeb. Tidak diindahkannya protokol kesehatan ini pun menjadi sorotan banyak kalangan.
Keprihatinan itu juga disampaikan Wakil Bupati Berau ,Gamalis. Menurutnya, penumpukan warga di depan pintu pendaftaran harusnya tak perlu terjadi, jika sejak pagi petugas yang berada di lokasi mampu memberikan ketegasan kepada calon penerima vaksin.
“Itu juga yang saya sayangkan. Kenapa menjelang siang malah semakin kacau, numpuk di depan pintu pendaftaran. Tidak ada jaga jarak lagi sudah. Padahal ini bisa disiasati sejak awal,”katanya.
Gamalis menilai kekacauan di pintu masuk pendaftaran itu harus menjadi perhatian serius. Sebab, jika hal ini terus terjadi bukan tidak mungkin bakal menjadi klaster baru penyebaran virus.
Wakil Bupati pun bakal mengevaluasi kinerja Dinas Kesehatan. Nantinya, harus ada inovasi yang dilakukan,apakah sistem pendaftaran harus secara online dan terpusat dan satu pintu. Atau yang kedua jangan melaksanakan kegiatan vaksinasi terpusat seperti saat ini. Tetapi disebar di kelurahan-kelurahan agar memecah massa.
“Jadi begini, yang tadi itu di GOR (Graha Pemuda) adalah bagi yang sudah mendaftar sejak Juli lalu. Kemudian banyak warga yang melihat ada pelaksanaan kegiatan vaksin, dan banyak warga yang belum terdaftar juga hadir,” bebernya.
“Jadi banyak masyarakat dadakan datang meminta diberikan vaksin, sementara yang sudah terdaftar pun juga belum semua menerima vaksin. Makanya membeludak,” tambahnya.
Jika nanti konsep pendaftaran dijadikan online dan satu pintu, warga hanya perlu mendaftar dan masuk daftar tunggu. Mereka yang sudah terdaftar itu hanya perlu menunggu informasi lanjutan dari Dinas Kesehatan terkait jadwal pemberian vaksin tanpa harus berdesak-desakan
Lalu, memperbanyak lokasi pelaksanaan vaksin juga menurut Gamalis adalah upaya yang paling efektif mencegah kerumunan. Dinas Kesehatan dapat berkolaborasi dengan kelurahan atau RT untuk melaksanakan vaksinasi. Tujuannya juga menghindari terjadi klaster baru akibat warga berdesak desakan.
“Kita harus siapkan semua sejak ini skema-skema yang mencegah terjadinya klaster baru, apalagi September nanti target warga tervaksin ditingkat setiap harinya. Jangan sampai jadi berubah jadi bencana,” tutupnya.
Editor: RJ Palupi