Foto: Kantor Disdukcapil Berau, di Kompleks Kantor Bupati Berau, Jalan APT Pranoto.

TANJUNG REDEB – Lonjakan jumlah penduduk di Berau jelang Pemilu 2024 diprediksi bakal meningkat. Fenomena tersebut kerap terjadi setiap memasuki tahun politik. Baik itu kelas pemilihan kepala daerah, maupun kelas legislatif.

Kepada awak Berau Terkini, Kepala Disdukcapil Berau David Pamuji, mengatakan peningkatan terjadi lantaran banyak warga Berau yang bermukim tanpa keterangan domisili maupun KTP.

Menurut data Disdukcapil Berau, pada pencatatan penduduk medio 2018 hingga 2020 pada laporan dua kali dalam setahun kebelakang, terdapat peningkatan penduduk di Berau rata-rata mencapai lebih dari 7 ribu penduduk.

Peningkatan signifikan terjadi pada 2020 lalu, saat pemilihan kepala daerah. Pada tahun itu, bahkan peningkatan mencapai 7 ribu penduduk dalam satu semester alias enam bulan. Tertinggi dibanding dua tahun sebelumnya.

“Dalam dua semester, rata-rata itu mencapai 15 ribu lebih penambahan penduduknya,” kata David, Kamis (15/6/2023).

Pada saat itu, David menhaku terjadi peningkatan jumlah penduduk lantaran warga diminta untuk memiliki KTP Elektronik sebagai syarat untuk dapat terlibat dalam Pilkada 2020.

Pihaknya mengaku sempat kebingungan atas fenomena pertambahan jumlah penduduk tersebut. Sebab, saat itu tidak ada gejala lain yang dapat mengundang banyak orang untuk berdomisili Berau. Selain momentum tahun politik.

“Memang data lapangan membuktikan, banyak orang yang sudah tinggal di Berau, tapi punya domisili di luar Berau,” beber dia.

Masih dari hasil pengecekan data lapangan, David menyebutkan kebanyakan jumlah warga bertambah di kecamatan yang memiliki kegiatan di sektor perkebunan dan pertambangan. Khususnya di wilayah Kelay, Segah, Gunung Tabur, Biatan dan Talisayan, Teluk Bayur, Sambaliung. Termasuk pula Ibukota Kabupaten, Tanjung Redeb.

Bahkan ditemukan, kebanyakan dari penduduk tersebut berasal dari pulau Sulawesi, NTT, hingga Jawa.

“Rupanya mereka ini sudah bekerja dan tinggal, tapi KTP-nya masih dari daerah asal,” ujarnya.

Ia memprediksi, pada pertengahan tahun ini fenomena itu kembali terjadi hingga penutupan tahun nanti. Dampak baik dari fenomena itu, warga Berau meng-update data kependudukan. Sehingga mempermudah pemerintah dalam menjalankan program yang sifatnya sosial. Hingga program lain yang membutuhkan data kependudukan. Termasuk pendaftaran anak saat masuk sekolah.

Selain itu, kemudahan dalam mengurus kepindahan saat ini menjadi salah satu alasan meningkatnya jumlah penduduk di Berau. Sebab, warga saat ini tak perlu lagi datang ke kantor Capil di kota. Cukup datang ke petugas kecamatan atau akses data melalui online.

“Sekarang itu memang serba mudah untuk ngurus kebutuhan data kependudukan. Bisa online, atau langsung lewat petugas kecamatan,” sebutnya.

Selain pendataan penduduk yang datang dari luar daerah, ia pun mengilhami perpindahan penduduk antar kecamatan kerap terjadi. Menurut pencatatan permohonan pindah antar kecamatan, kelurahan, hingga RT, dalam sehari mencapai 10 hingga 20 permohonan.

Hanya saja, data resmi baru akan dirilis oleh Disdukcapil Berau pada Juli 2023 ini. Bila data tersebut telah rilis, nantinya pasti akan diketahui jumlah penduduk yang pindah dalam satu kabupaten.

“Nanti kami rilis datanya, untuk saat ini kami masih mematangkan data lapangan dulu. Kami bakal kabari teman-teman (pers),” kata David. (*)

Reporter: Sulaiman