TANJUNG REDEB – Para Ketua Rukun Tetangga (RT) di wilayah Kabupaten Berau yang telah menerima dana stimulan RT senilai 50 juta rupiah, diminta untuk lebih kreatif dalam menggunakan anggaran pemerintah tersebut. Dana itu agar digunakan  untuk membentuk ketahanan pangan

Bupati Berau, Sri Juniarsih, menyatakan agar dana yang diberikan tersebut tidak digunakan untuk membangun infrastruktur di tingkat RT, melainkan dapat dialihkan untuk menciptakan peluang ketahanan pangan warga di sekitar lingkungan tempat tinggal.

Dicontohkan, dana tersebut dapat digunakan untuk menanam tanaman obat keluarga (toga) yang bisa digunakan seluruh warga.

Selain toga, dana tersebut juga disarankan untuk modal bercocok tanam di lahan yang dimiliki warga sekitar, seperti menanam sayur-mayur dalam upaya menekan angka stunting.

“Kalau untuk pangan, arahnya lebih jelas dan bisa dinikmati masyarakat luas,” saran Umi Sri.

Menurutnya, ketua RT memiliki peran penting sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan strategis dan menangani permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat.

Makanya, ketua RT juga dituntut untuk dapat berinovasi di lingkungan RT-nya masing-masing.

“Jangan hanya digunakan untuk membangun infrastruktur saja, itu bukan kewenangan dari ketua RT. Gunakan dana RT agar lebih tepat sasaran,” paparnya menegaskan.

Umi Sri bilang, saat ini dalam distribusi Anggaran Dana Kampung (ADK) sudah tidak lagi digabung dengan dana RT.

Kebijakan tersebut sudah berlangsung beberapa tahun belakangan ini. Dengan begitu, para kepala kampung dan RT sudah tidak perlu lagi berdebat panjang soal agenda prioritas pembangunan di kampung.

“Sekarang ini pemanfaatan dana RT sudah lebih leluasa. RT punya kewenangan untuk mengatur arah penggunaan dana stimulan itu,” katanya.

Dalam pemanfaatan dana stimulan, Umi meminta agar para RT dapat memanfaatkan lahan tidur yang tersedia di lingkungan sekitar tempat tinggal.

Bisa juga menggunakan polibag atau membuat rumah kaca yang menggunakan metode hidroponik.

“Inovasi seperti itulah yang diperlukan untuk memaksimalkan dana RT yang diterima setiap tahunnya,” pintanya.

Umi Sri pun tidak menutup ruang kreatif para RT. Bila memiliki alternatif lain penggunaan dana stimulan, yang tidak berorientasi ke pembangunan infrastruktur fisik, diberikan kesempatan secara luas untuk mengolahnya.

“Jika ada program lain, silakan saja keluarkan semua inovasi di lingkungan RT masing-masing,” tegasnya.

Selain itu, ada banyak program lain yang dapat menyasar lingkungan RT, seperti pelatihan memasak makanan bayi jika di lingkungan itu banyak balita.

Misalnya pelatihan membatik untuk kelompok ibu-ibu. Diharapkan ke depan manfaat dana RT benar-benar dapat dirasakan masyarakat.

“Harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di lingkungan masing-masing,” tandasnya. (*/ADV)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h