TANJUNG REDEB – Ketiadaan dana perawatan gedung Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Berau, jadi sebab kerusakan beberapa bagian gedung. Kondisi ini sudah terjadi sejak 2019 dan belum bisa dilakukan perbaikan.
Hal itu dikatakan Kepala Disnakertrans Berau, Junaidi. Sejumlah kerusakan yang terjadi itu bahkan kini semakin parah. Kerusakan mencakup beberapa bagian. Di antaranya pada lantai tiga gedung tersebut, di mana plafon sudah ambrol. Akibatnya, air selalu masuk ke dalam gedung setiap hujan turun.
“Sejak saya masuk di sini sudah rusak begini, sampai sekarang selalu diusulkan perbaikan tidak juga diakomodir. Makanya dibiarkan rusak begitu saja,” ujarnya, Kamis 26 Agustus 2021.
Padahal, kata Junaidi, lantai tiga gedung Disnakertrans selama ini merupakan bagian yang vital. Pasalnya kerap menjadi tempat pertemuan umum antara pegawai Disnakertrans dengan perwakilan masyarakat maupun buruh. Bahkan di saat tertentu, kerap menjadi lokasi pelatihan bagi putra dan putri Berau.
Ternyata hal itu tidak menjadi pertimbangan usulan perbaikan gedung bisa diakomodir. Bahkan tahun ini biaya perawatan gedung Disnakertrans yang berlokasi di Jalan Murjani 2, Tanjung Redeb tersebut hanya sebesar Rp 10 juta.
“Mau sampai mana uang segitu, tahun depan juga cuma dikasi Rp 55 juta, tentu tidak akan cukup untuk memperbaiki semua yang rusak. Plafon jebol ini bukan cuma di lorong, ruang Kabid (Kepala Bidang) saya juga jebol dan bocor pas hujan,” bebernya.
Junaidi melanjutkan, kerusakan bukan hanya pada plafon. Dari enam kamar mandi yang dimiliki kantornya, hanya satu yang berfungsi dengan baik. Sementara sisanya rusak dan tidak dapat difungsikan.
Sistem jaringan kamar mandi yang terkoneksi satu sama lain mulai lantai tiga hingga lantai dasar menyebabkan perbaikan tidak bisa dilakukan satu-satu dan harus dilakukan bersamaan. Ini tentu memerlukan biaya yang cukup besar.
“Saya harap usulan perbaikan ini bisa diakomodir, bukan hanya memberikan kenyamanan kepada kami yang bekerja di sini. Tapi juga kepada mereka yang berkunjung ke sini,” harapnya.(*)
Editor: RJ Palupi