Foto: Kepala Dispora Berau Amiruddin
TANJUNG REDEB – Para pengurus Cabang Olahraga (Cabor) nampaknya harus berpikir keras untuk bisa melaksanakan pembinaan secara maksimal di tahun 2024 mendatang. Sebab, alokasi dana pembinaan merosot jika dibanding 2023 ini.
Kepala Dispora Berau Amiruddin mengatakan, tahun 2024 dana pembinaan Olahraga hanya senilai Rp 2 miliar. Angka tersebut terbilang turun dari anggaran tahun ini yang nilainya Rp 3 miliar.
Lebih lanjut kata dia, nilai Rp 2 miliar itu merupakan usulan dari pihaknya khusus untuk dikelola sepenuhnya bagi pembinaan cabor unggulan yang prestasinya moncer.
“Segitu anggaran yang kami ajukan,” kata Amir kepada Berau Terkini kala ditemui beberapa waktu lalu.
Ia juga menegaskan, penurunan angka pembinaan cabor itu bukan tanpa alasan. Amir menegaskan, bila dana pembinaan atlet di Berau bakal diperketat.
Pengetatan distribusi anggaran tersebut tak lepas dari rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mendapatkan temuan penyelewengan anggaran di tubuh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Berau pada periode lalu.
“Itu salah satu warning buat kami dalam mengelola anggaran untuk atlet daerah,” ujar dia.
Selain itu, pemerintah ingin lebih selektif lagi terkait pendanaan atlet lokal. Ia memahami bila setiap pendelegasian atlet yang bakal bertanding pada turnamen olahraga resmi, banyak melibatkan atlet yang tidak asli warga Berau.
Sehingga, bila kecolongan, pemerintah akan merugi karena membiayai atlet yang bisa saja ke depan tak lagi membela Berau ke dalam turnamen resmi selanjutnya.
“Jadi kita itu ingin atlet lokal yang berjaya,” tegasnya.
Ihwal pembinaan cabor, merujuk pada UU Nomor 11/2022 tentang keolahragaan. Menyebutkan bila pemerintah diwajibkan untuk membina minimal 2 cabang olahraga potensial.
Dari rujukan itu, anggaran yang digelontorkan akan difokuskan pada 2 cabor berprestasi. Saat ini, disebut Amir yakni cabor layar. Yang dalam bulan ini telah berhasil menyumbang beberapa emas dalam turnamen resmi.
Kendati demikian, kondisi tersebut tak menghalangi pembinaan bagi cabor lainnya. Dengan catatan, cabor tersebut dapat meyakinkan pemerintah melalui prestasi yang telah diraih.
“Ya jelas harus ada pembuktian dulu, baru akan kami salurkan,” ujar dia.
“Artinya, kita tetap bisa 2 sampai 6 cabor, bahkan bisa lebih. Dan itu masuk dalam cabor unggulan Berau yang bisa sumbang medali,” imbuh dia menegaskan pemberian dana pembinaan cabor.
Amir menyebutkan, cara tersebut diterapkan demi meminimalisir indikasi ‘atlet cabutan’ yang berlaga di turnamen resmi. (*)
Reporter: Sulaiman