TANJUNG REDEB – Tradisi Panjat Piruai merupakan tradisi adat Dayak Ga’ai yang dihadirkan dalam Festival Budaya Bekudung Betiung, Desa Tumbit Dayak, Berau, Kaltim.
Dua pemanjat andal yakni Lun Juk dan Ahmad Jaiz menunjukkan keahlian mereka saat mengambil madu dari sarang lebah yang tersembunyi di puncak pohon tinggi.
Dengan teknik yang unik dan keberanian luar biasa, mereka membawa warisan budaya ini ke hadapan masyarakat luas, menyatukan pesona alam dan cerita tradisi yang mendalam.
Lun Juk, yang dikenal sebagai pencari madu berpengalaman, telah menjalani tradisi ini sejak lama. Setiap tahun, ia terlibat dalam tradisi Panjat Piruai, tidak hanya sebagai mata pencaharian, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kepada alam.
Bagi Lun Juk, Tradisi Panjat Piruai lebih dari sekadar aktivitas fisik “Ini adalah warisan budaya yang menghubungkan kami dengan generasi sebelumnya,” ucap Lun Juk.
Berbeda dengan cara memanjat pohon biasa, Panjat Piruai dilakukan dengan menggunakan seutas rotan yang diikatkan dari satu pohon ke pohon lainnya.
Para pemanjat harus melangkah dengan hati-hati di atas rotan sembari menghadapi lebah penjaga sarang yang agresif. “Kegiatan ini menuntut keberanian, keseimbangan, dan keahlian,” tuturnya.
Ahmad Jaiz mengakui bahwa tradisi ini penuh risiko. Dia mengatakan saat hendak memanjat perlu terus memastikan kekuatan dari rotan sebagai alat bantu memanjat.
“Sarang lebah biasanya berada di tempat yang sangat tinggi dan sulit dijangkau, selain menghadapi lebah, kita juga harus memastikan rotan yang digunakan kuat dan aman,” kata Ahmad Jaiz.
Kembali ke Lun Juk, menurutnya tradisi Panjat Piruai memiliki makna mendalam bagi kehidupan masyarakat Dayak Ga’ai. Selain menjadi mata pencaharian, tradisi ini juga menjadi simbol hubungan yang harmonis antara manusia dan alam.
“Madu yang diambil tidak pernah dihabiskan semuanya. Selalu ada bagian sarang yang kami tinggalkan untuk lebah, sebagai bentuk penghormatan terhadap alam,” ujar Lun Juk.
“Madu yang diambil tidak hanya menjadi bukti keahlian, tetapi juga simbol kekayaan alam,” ucapnya.
Dalam Festival Budaya Bekudung Betiung, aksi Panjat Piruai oleh Lun Juk dan Ahmad Jaiz berhasil memukau penonton.
Terlihat penonton menyaksikan dengan takjub saat kedua pemanjat berhasil mencapai puncak pohon, menghadapi lebah, dan membawa turun madu alami dengan selamat.