TANJUNG REDEB – Dokter UPTD Puskesmas Labanan, dr. Nia Ramadhanurrosita, mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan di tengah maraknya kasus demam tifoid atau tifus.
Ia menjelaskan bahwa dalam sehari, beberapa kasus demam tifoid masuk ke layanan puskesmas, dan lebih banyak menyasar anak-anak.
Demam tifoid sendiri adalah penyakit infeksi bakteri yang menyebar melalui fekal-oral, terutama lewat makanan dan minuman yang terkontaminasi.
“Secara garis besar, hal ini terjadi karena budaya cuci tangan yang masih kurang baik,” ungkapnya, Selasa (3/12/2024).
Karena itu, dr. Nia meminta masyarakat untuk membiasakan diri mencuci tangan dengan benar, yakni dengan enam langkah yang tepat. Cuci tangan dengan sabun selama 40-60 detik atau dengan handrub selama 20-30 detik.
Selain mencuci tangan, pencegahan dengan mengonsumsi makanan bergizi juga sangat penting. Penggunaan peralatan makan pribadi juga perlu diperhatikan.
“Hindari kontak dengan orang yang sakit, karena tifus bisa menyebar lewat peralatan makan. Pastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi bersih, terutama makanan yang harus matang, hindari makanan setengah matang atau mentah. Jika sudah terdiagnosa tifoid, sebaiknya jangan menyajikan makanan ketika masih sakit,” tegasnya.
Lebih lanjut, dr. Nia mengingatkan agar segera membawa anak atau orang dewasa yang mengalami demam tinggi lebih dari tiga hari, terutama jika disertai nyeri otot dan gejala yang dominan ke saluran pencernaan, seperti muntah, nyeri ulu hati, nyeri perut, mual, atau diare, ke fasilitas kesehatan.
Pemeriksaan laboratorium seperti cek darah lengkap dan widal sangat diperlukan.
“Pengecekan lab, semuanya tersedia di Laboratorium Puskesmas,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan agar penanganan tidak ditunda. Jika terlambat atau tidak tertangani dengan baik, tifus dapat menyebabkan komplikasi serius pada sistem pencernaan, hati, jantung, dan saraf.
Dua komplikasi yang umum terjadi adalah pendarahan internal dalam sistem pencernaan dan perforasi usus yang dapat menyebabkan infeksi menyebar ke jaringan di sekitarnya.
“Anak-anak sangat rentan terhadap infeksi ini, karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sempurna,” tutup dr. Nia. (*adv)