Foto: Kondisi jalan potong Tubaan-Tabalar yang belum diaspal sebagian titik masih rusak.

TANJUNG REDEB – Pembangunan jalan potong rute Tubaan-Tabalar Muara kondisinya masih rusak. Bahkan aspal yang baru kelar tahun lalu, sudah ada yang terkelupas. 

Sementara khusus jalan yang masih belum tersentuh aspal kini masih rusak dan berlumpur, hingga membuat sebagian kendaraan ambles.

Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, Taupan Madjid menuturkan, jalan tersebut masuk dalam dua tahun anggaran dengan anggaran Rp 40 miliar. 

Dana tersebut dikhususkan untuk membuka jalan dan pengaspalan dengan jarak 300 meter. Dan jalan yang terkelupas tersebut masih dalam proses pemeliharaan.

“Iya kita tahu kondisinya seperti itu, tapi itu masih dalam pemeliharaan,” ujarnya, Jumat (18/3/2022).

Taupan melanjutkan itu merupakan jalan pemutus yang jaraknya hanya 10 menit untuk bisa tembus ke Tabalar Muara. 

Namun memang ada beberapa spot jalan yang rusak karena dilalui oleh mobil pembawa CPO, dan pemeliharaan diduga sudah lelah melakukan pemeliharaan. 

“Kemungkinan akan dipasang portal, agar mobil CPO tidak lewat situ, hanya bisa dilalui mobil kecil,” paparnya.

Ia mengatakan jalan potong tersebut jika melalui jalur yang sebelumnya, yakni sejauh 35 Kilometer (km) sedangkan setelah dilakukan pemotongan jalan, hanya 12 km saja. Jadi bisa menghemat waktu. 

“Saya yakin jika jalan itu jadi, ke Bidukbiduk hanya 3 jam saja. Pembangunan ini juga dilakukan karena kondisi jalan provinsi yang rusak parah kalau menunggu perbaikan akan lama,” ucapnya.

Ia menuturkan, anggaran Rp 40 miliar tersebut hanya untuk membuka jalan dan pengerasan tanah. Sedangkan untuk pengaspalan akan kembali dianggarkan dengan satu kilometernya mencapai Rp 5 miliar. 

“Jadi kalikan saja, 12 Km dikali Rp 5 miliar itu kisaran Rp 60 miliar,” ucapnya.

Diketahui jalan pemotong tersebut telah ramai dilalui warga, karena selain jarak tempuh yang pendek, pengendara juga menghindari jalan utama yang rusak parah dan penuh lubang. 

“Iya warga memanfaatkan, karena kan lebih dekat dan tidak terlalu rusak,” tambahnya.

Mantan Kepala Dinas Perhubungan, Kaltara ini mengungkapkan, kubangan tersebut diduga tercipta karena muatan truk CPO yang melebihi batas muatan, terus ditambah dengan hujan. Sehingga menyulitkan warga untuk melintas. 

“Kita upayakan anggarannya itu, meskipun step by step pengaspalannya,” pungkasnya. (*)

Editor: Rengkuh