Foto int: Pulau Kaniuangan Kecamatan Bidukbiduk
TANJUNG REDEB, – Keseriusan pemkab Berau dalam mengurangi ketergantungan pedapatan dari sektor pertambangan masih perlu dipertanyakan. Sebab, hingga sampai saat ini tiga sektor potensial lain yakni pariwisata, perkebunan dan pertanian belum menunjukan geliat yang menjanjikan.
Hal ini dibuktikan dengan pendapatan daerah dari tiga sektor ini yang masih kalah jauh dari pertambangan. Kondisi inipun mendapat perhatian serius dari Wakil Ketua I DPRD Berau Syarifatul Syadiah.
Dikatakan kader Partai Golkar ini, ketiga sektor tersebut sangat besar peluangnya untuk menyumbangkan PAD yang tidak kalah dari sektor pertambangan.
“Kalau kita hanya bergantung pada sektor pertambangan, coba bayangkan misalnya pertambangan tidak bisa lagi eksis. Pastinya akan kaget,”ujarnya.
“Sebelum hal itu terjadi, ada baiknya sektor yang sekiranya berpeluang besar mulai dimaksimalkan, dari sektor perkebunan saja sudah ada Dana Bagi Hasil (DBH) yang bisa dimanfaatkan Berau,”tambahnya.
Memang kata dia, untuk bisa memaksimalkan tiga potensi ini harus diiringi dengan terobosan yang dapat mendongkrak pendapatan. Salah satunya di sektor wisata, sudah puluhan tahun Berau yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya. Belum mampu memberikan sumbangsi besar bagi daerah.
“Kita perlu ide-ide brilian untuk mendongkat pariwisata, sehingga OPD teknis yang menangani ini harus benar benar kreatif melaksanakn event yang mampu menarik wisatawan nasional maupun mancanegara datang,”tegasnya.
Kesuksesan mengelola pariwisata akan sangat berdampak besar pada pendapatn daerah. Sebab sektor ekonomi kratif dan umkm lokal bakal laku dibeli wisatawan. Jika ini mampu di dorong lebih maksimal, secara perlahan ketergatungan pada sektor pertambangan akan mampu diimbangi atau dikurangi.
“Kalau pertambangan saya yakin tidak akan bisa selamanya, ada waktunya dia akan habis. Tapi kalau pariwisata, saya yakin akan selamanya bisa diandalkan. Yang terpenting pemerintah bisa terus berinovasi dalam hal menarik wisawatan. Butuh kerjasama antara stakeholder. Begitu juga dengan perkebunan dan pertanian,” tutupnya.(adv)
Reeporter: Hendra Irawan