TANJUNG REDEB – Bupati Berau, Sri Juniarsih, mulai mengampanyekan pembuatan biopori di lingkungan tempat tinggal pada puncak Hari Lingkungan Hidup 2025.

Penggunaan biopori merupakan salah satu metode untuk menjaga lingkungan tempat tinggal. Selain jaminan untuk dapat bercocok tanam, lubang biopori juga efektif dalam mencegah ancaman bencana lingkungan hidup.

Sri mengatakan, sampah yang tertampung di lubang biopori dapat digunakan untuk pupuk tanaman.

“Satu tindakan, banyak manfaatnya,” kata dia.

Hal ini bukan hanya persoalan mencegah bencana. Namun, Berau merupakan daerah dengan timbulan sampah plastik yang besar.

Pada 2024, timbulan sampah di Berau mencapai 54.568,41 ton, di mana 67 persen di antaranya sudah terkelola. Sementara, sisanya masih menjadi momok dalam pengendalian limbah plastik di Bumi Batiwakkal.

“Sampah itu bisa dikendalikan, kita harus bisa lebih sadar sejak dini,” sebutnya.

Menurutnya, kondisi itu menjadi ancaman serius saat ini, sehingga program biopori tersebut penting dilakukan secara bersama-sama.

Pemerintah berharap masyarakat dapat sadar akan bahaya dari potensi pengelolaan limbah plastik, sehingga secara mandiri lubang biopori di lingkungan tempat tinggal.

“Mulai digalakkan, ini metode sederhana yang memberikan dampak luas,” tuturnya.

Dia meyakini, konsep biopori tersebut telah populer di kalangan masyarakat Berau. Sebab, konsep itu telah disampaikan dalam beberapa kali agenda musrenbang pemerintah daerah.

Bupati perempuan pertama di Berau ini mengharapkan pemerintah kampung dapat menjadi motivator dalam agenda sederhana tersebut.

Pemerintah kampung harus memastikan lingkungan kantor telah terpasang biopori, khususnya daerah kampung yang rawan dengan bencana banjir dan timbulan sampah plastik dalam jumlah besar.

“Ini bukan perkara sulit. Seharusnya kita bisa sadar. Ini kerja bersama,” tegasnya.

Dia tak ingin ke depan masyarakat memandang tempat pemrosesan akhir (TPA) menjadi tempat pemilahan sampah.

Seharusnya, pola pikir yang tepat adalah memastikan TPA hanya tinggal mencacah plastik menjadi bijih plastik yang dapat diolah.

“TPA itu bukan tempat untuk memilah sampah. Di sana sampah dipastikan sudah terpilah,” pesannya.

Dampak positif lain dari pembuatan biopori diyakini dapat menyuburkan tanah. Sehingga halaman rumah dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam.

“Semoga pihak yang jadi pelopor dapat menjadi contoh bagi warga yang lain di Berau,” harapnya. (*/Adv)