Foto: Bupati Berau Sri Juniarsih
TANJUNG REDEB, – Rencana menaikkan harga BBM subsidi sudah berdampak. Antisipasi munculnya pemain-pemain yang memperparah kondisi perlu dilakukan. Rencana pemerintah akan menaikan harga menjadi Rp 10 ribu per-liter.
Sama seperti masyarakat pada umumnya, bupati Berau, Sri Juniarsih mengaku juga bisa melihat dan merasakan dampaknya. Apalagi menurutnya BBM jenis Pertalite sangat dibutuhkan oleh masyarakat secara luas.
“Saya juga sangat merasakan pastinya dampak yang terjadi jika memang harga Pertalite mengalami kenaikan dalam waktu dekat ini,” ujarnya.
Maka perlu dilakukan berbagai upaya menekan dampak parah dari rencana tersebut.
“Ini adalah kebijakan nasional, karena pasti jika ada kenaikkan harga BBM maka seluruh kabupaten/kota akan merasakan semua,” sambungnya.
Bupati warning warga atau oknum-oknum tertentu untuk tidak coba-coba memainkan dan menyalahgunakan distribusi BBM. Apalagi melakukan penimbunan untuk mengeruk keuntungan lebih besar lagi.
Pasalnya, itu bisa berurusan dengan penegak hukum.
“Jangan sampai ada ‘mafia’ minyak di Kabupaten Berau. Jangan sampai sudah harganya mahal BBM juga sulit dicari itu yang sangat kita hindari,” imbuhnya.
Bila perlu untuk memantau jalannya pendistribusian BBM di Kabupaten Berau, dirinya juga akan melakukan pemantauan disetiap Stasiun Pengisisan Bahan Bakar Umum (SBPU) yang saat ini ada.
“Tidak menutup kemungkinan juga kita akan melakukan pemantauan, karena yang kita takutkan nantinya BBM sudah mahal bisa dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang menyalahgunakan BBM itu,” tandasnya. (*)