Reporter : Sulaiman
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Krisis listrik yang dialami warga “Bumi Batiwakkal” beberapa pekan belakangan ini, diadukan Bupati Berau, Sri Juniarsih ke Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik. Aduan itu disampaikannya ketika Akmal sedang melakukan perjalanan dinas ke Berau, Sabtu (22/9/2024). PLN didorong agar bisa menambah pembangkit.

Krisis listrik tentu membuat semua pihak berang, tidak terkecuali Umi Sri-sapaan bupati. Dimana Umi menjadi bagian dari korban lesunya distribusi listrik dari PLN ke pelanggan.

Malam mingguan bareng Akmal Malik bersama rombongan, saat peresmian elemen estetis Jembatan Sambaliung, saat di tengah sambutannya, Umi Sri menyampaikan, di Berau sedang masuk dalam fase krisis listrik.

Situasi itu diakui dapat mencoreng citra Berau sebagai kawasan wisata kelas wahid di daratan tanah Borneo. dikatakan, kondisi byar pet tidak semestinya melanda kawasan wisata yang menjadi penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Tidak lucu kalau daerah pariwisata sering mati lampu, ” ungkap Umi Sri.

Diungkapkan, bahwa dalam situasi saat ini banyak masyarakat yang melakukan penyudutan posisi pemerintah. Bahkan tidak jarang merundung pemerintah daerah dalam urusan krisis listrik saat ini.

Padahal, katanya, PT PLN merupakan perusahaan negara. Dibawah naungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sehingga kebijakan pengembangan kelistrikan di “Bumi Batiwakkal” ini, merupakan tanggungjawab penuh perusahaan listrik negara tersebut.

“Statusnya ‘kan BUMN, ini penting diketahui oleh publik,” ungkapnya.

Kendati demikian, Umi Sri tetap berupaya memfungsikan dirinya sebagai kepala daerah dengan meminta langsung kepada Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik, untuk membantu Pemkab Berau dalam mengatasi persoalan tersebut.

“Kami memohon dengan segala hormat, untuk dapat dibantu disediakan mesin yang baru,” ucapnya.

Dilaporkan juga, beberapa hari yang lalu, PT PLN UP3 Berau didemo warga sebagai buntut kekesalan akibat krisis listrik yang melanda Berau hampir 9 jam lebih.

Bupati perempuan pertama di “Bumi Batiwakkal” itu mengatakan, tindakan tersebut agar dimaknai sebagai evaluasi bagi PT PLN untuk bekerja lebih baik ke depan, dengan memastikan tidak ada lagi krisis listrik yang dirasakan masyarakat.

“Supaya bekerja lebih profesional. Kalau sudah tahu mesin bermasalah, PLN harus siap menyediakan mesin cadangan,” saran Umi Sri.

Menurutnya, semangat penerangan di seluruh wilayah Berau itu harus berbarengan dengan pembangunan infrastruktur pemerintah. Dimana saat ini telah dikerjakan oleh Pemkab Berau melalui bantuan anggaran Pemprov Kaltim.

“Dengan adanya listrik, Berau ini akan semakin cantik kalau malam,” ungkapnya.

Menjawab itu, Pj Gubernur Akmal Malik, menerangkan pihaknya telah membangun komunikasi intens dengan pihak General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimra), membahas serius soal krisis listrik di beberapa daerah Kaltim.

Diterangkan, bahwa menerima laporan bila PLN sedang melakukan pembelian mesin pembangkit baru. Namun belum dapat dipastikan akan diberikan ke Berau atau tidak.

“Saya gak tahu untuk mana, nih. Cuma beliau laporan memang sedang beli mesin,” ungkapnya.

Pria berdarah minang itu, menyampaikan kalau dalam waktu dekat ini akan melangsungkan rapat serius bersama PT PLN UID Kaltimtara, dengan harapan ada solusi untuk krisis listrik di Berau.

“Bupati nanti bisa ikut sekalian rapat atau kalau tidak bisa nanti diwakilkan saja,” ajaknya. (*)