Reporter : Sulaiman
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Bupati Berau, Sri Juniarsih, jadi donatur terbesar dengan menggelontorkan bantuan dana senilai Rp100 juta dalam menyukseskan gelaran Festival Budaya Bekudung Betiung serta hari jadi ke 261 Kampung Tumbit Dayak, Teluk Bayur pada 2024 ini.

Sumbangan pribadi bupati tersebut, melengkapi kebutuhan pembiayaan event yang mencapai Rp500 juta lebih.

Dimana anggaran lainnya juga didapatkan oleh para donatur yang memberikan secara pribadi maupun perusahaan.

Umi Sri menyebut, gelaran Festival Budaya Bekudung Betiung pada tahun ini merupakan agenda paling meriah dari tahun-tahun sebelumnya.

Sehingga dimaknai agenda tersebut semakin menarik banyak perhatian publik untuk bisa berwisata budaya di kampung yang mayoritas masyarakatnya merupakan keturunan suku Dayak Gaai.

27a donatur 2
“Berkat kerja keras para masyarakat, tokoh adat, budaya, hingga pemerintah kampung, pada tahun ini Bekudung Betiung sukses dan makin ramai,” ucap Umi Sri, saat memberikan sambutan, Rabu (26/6/2024).

Menurutnya, dalam menjaga kearifan lokal yang sarat dengan nilai budaya dan adat-istiadat asli masyarakat Dayak Gaai, memiliki pesona sendiri dalam memunculkan daya tarik wisata.

Harapannya, ke depan event tahunan tersebut dapat mencuri perhatian para wisatawan domestik hingga mancanegara agar mau berkunjung ke Kampung Tumbit Dayak dan sekitarnya.

“Nilai-nilai budaya warisan leluhur tentu akan dapat menjadi bagian dari pesona wisata di Bumi Batiwakkal,” ujarnya.

Umi menginginkan, dalam pengembangan sektor wisata di Berau pada masa yang akan datang, para wisatawan mendapatkan banyak pilihan untuk bisa berwisata di Berau.

Bukan hanya mengejar daya tarik wisata di sektor bahari, namun sektor budaya juga punya keunikan dan tentunya menjadi pembeda dari kebudayaan di Indonesia.

“Saat ini kita dituntut lebih inovatif dalam mengemas daya tarik wisata, sehingga ini menjadi pekerjaan bersama dalam menjaga sekaligus melestarikan daya tarik wisata di Berau,” ucapnya.

Bahkan ke depan, untuk event budaya selanjutnya diminta kepada penyelenggara agar lebih aktif dalam mempromosikan kegiatan.

Pemerintah pun siap untuk memfasilitasi agenda itu dengan memanfaatkan infrastruktur yang dimiliki Pemkab Berau.

“Kita dorong juga agar agenda ini bisa tembus ke TV nasional,” ujarnya berharap.

Bupati perempuan pertama di Berau itu juga mengutarakan harapannya, agar dari event budaya ini dapat memberikan efek domino dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat kampung.

Khususnya para pengrajin lokal yang sejauh ini tetap menjaga keunikan dan ciri khas anyaman dai masyarakat suku Dayak Gaai.

Menurutnya, hasil anyaman yang diolah masyarakat lokal punya daya tarik sendiri. Karena itu, secara pribadi Umi Sri langsung membeli dan menggunakan tas anyaman yang dijual pengrajin lokal saat memasuki balai adat.

“Kalau sudah ada event, tentu kita ingin perputaran ekonomi bisa meningkat. Ini harus dilirik oleh wisatawan domestik dan mancanegara,” pesannya.

Lebih jauh diutarakan, rasa prihatinnya terhadap balai adat yang saat event digunakan sebagai panggung utama. Menurutnya, dibutuhkan renovasi langsung yang diberikan pemerintah daerah.

Karena itu, Umi Sri meminta kepada aparat kampung untuk dapat mengajukan proposal pembangunan agar bangunan tersebut bisa dikerjakan pada periode anggaran perubahan 2024 ini.

“Ini bangunannya memang perlu banyak perbaikan. Silakan ajukan, nanti saya yang kawal,” pintanya.

Umi juga berpesan, agar seluruh masyarakat di Berau bisa mempersiapkan diri saat IKN telah diisi oleh para aktor pengambil kebijakan pusat.

Menurutnya, momentum tersebut tidak boleh ditinggalkan masyarakat daerah kala roda pemerintahan di IKN resmi berjalan.

Karena itu, sebagai kota penyangga diharap masyarakat lokal dapat memastikan kemajuan industri pariwisata bahari dan budaya yang memiliki nilai tawar yang tinggi.

“Infrastruktur kami persiapkan semua, SDM juga harus terus berkembang agar tidak tersingkir nantinya,” kata Umi Sri. (*/ADV)