TANJUNG REDEB – Bupati Berau, Sri Juniarsih, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) 440/951/Set-1/III/2024 tentang Kewaspadaan Dini Terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Difteri.
Kepala Dinkes Berau, Lamlay Sarie, mengatakan SE tersebut berdasarkan Keputusan Bupati Nomor 23 Tahun 2024.
Dijelaskannya, virus Difteri disebabkan oleh bakteri Corynabacterium Diphteria dengan masa inkubasi umumnya 2-5 hari. Penyakit tersebut dapat dicegah dengan imunisasi lengkap anak sejak usia 0.
Tanda dan gejala penyakit Difteri yang perlu di waspadai seperti demam, nyeri menelan makanan dan minum dan terdapat Pseudomembran putih keabuan di tenggorokan, leher membengkak, serta sesak nafas disertai bunyi.
“Untuk menjaga kewaspadaan terhadap penyebarluasan penyakit menular, diperlukan dukungan dan keterlibatan semua pihak,” jelas Kadinkes Lamlay Sarie, kepada berauterkini.co.id, (Selasa 26/3/2024)
Bagi kelompok masyarakat yang telah di Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) memiliki kekebalan 97 persen terhadap penyakit Difteri.
Sedangkan bagi masyarakat yang terinfeksi Difteri dengan riwayat imunisasi dasar lengkap dapat mengurangi 87 persen tingkat keparahan penyakit Difteri.
“Sebagai tindak lanjut penanggulangan KLB Difteri di Berau, telah dilakukan Outbreak Respon Imunization (ORI) pada wilayah terbatas sesuai lokasi kasus tersebut,” bebernya.
Sehubungan dengan perluasan pelaksanaan ORI yang dilaksanakan bertepatan dengan ibadah puasa pada bulan Ramadan, maka mengacu pada Fatwa MUI Nomor 13 tahun 2021.
“Bahwa vaksinasi bagi umat Islam yang berpuasa dengan Injeksi Intramuscular, hukumnya boleh sepanjang tidak menyebabkan bahaya,” jelasnya.
Kendati demikian, pihaknya meminta ada peran lintas sektor untuk mendukung pelaksanaan perluasan ORI dan mendorong upaya peningkatan cakupan IDL, baik imunisasi dasar maupun lanjutan agar mencapai 100 persen.
Untuk menghambat penyebaran bakteri patogen penyebab penyakit diharapkan untuk dapat menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih.
Seperti mencuci tangan menggunakan sabun sebelum atau sesudah melakukan kegiatan, membersihkan lingkungan rumah, terutama area yang berpotensi besar menjadi tempat bakteri tinggal.
Memastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik, agar ruangan tidak lembab. Karena ruangan lembab rentan menjadi tempat tinggal berbagai kuman, termasuk penyakit Difteri.
“Serta mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, agar menahan bakteri yang ingin masuk ke dalam tubuh,” tandasnya.(*/ADV).
Reporter : Dini Diva Aprilia
Editor : s4h