TANJUNG REDEB – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Berau menggelar berbagai kegiatan dalam rangka memperingati Bulan Kunjungan Perpustakaan 2024. Kegiatan ini tidak hanya sebagai bentuk perayaan, tetapi juga sebagai upaya nyata untuk mempromosikan pentingnya literasi di kalangan masyarakat.
Bulan Kunjungan Perpustakaan merupakan momen yang baik untuk meningkatkan kesadaran akan peran perpustakaan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan budaya yang dapat memperkaya kualitas hidup masyarakat, terutama di era digital ini.
Kepala Dispusip Berau, Yudha Budisantosa, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat, khususnya generasi muda, akan pentingnya perpustakaan dalam mendukung pengembangan literasi.
“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan literasi masyarakat, dengan fokus pada anak muda yang merupakan generasi penerus bangsa. Kami ingin menunjukkan bahwa perpustakaan memiliki banyak hal untuk ditawarkan, lebih dari sekadar tempat peminjaman buku. Perpustakaan adalah pusat pembelajaran yang dapat menggugah kreativitas dan memperluas wawasan,” jelas Yudha kepada Berauterkini.co.id, Kamis (21/11/2024).
Acara yang digelar di halaman Kantor Dispusip Berau ini mengadakan beragam kegiatan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik. Salah satu daya tarik utama dari rangkaian acara ini adalah berbagai lomba yang dirancang untuk menggugah semangat dan kreativitas masyarakat dalam bidang literasi.
Beberapa lomba yang dilaksanakan antara lain: Stand Up Comedy, Menulis Karya Ilmiah, Fotografi bertema perpustakaan dan kearsipan, Pidato Tiga Bahasa, Cipta Baca Puisi, Penulisan Pentigraf, dan Lomba Mendongeng. Lomba-lomba ini diharapkan dapat meningkatkan minat baca dan menumbuhkan keterampilan berbicara serta menulis yang berkualitas.
“Semoga kegiatan lomba ini dapat memberikan inspirasi dan meningkatkan kemampuan literasi para peserta, baik dalam hal berbicara, menulis, maupun berkreasi. Setiap kompetisi yang diadakan tidak hanya untuk memeriahkan acara, tetapi juga untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk lebih mendalami dunia literasi dan budaya baca yang sangat penting,” ujar Yudha.
Lebih dari itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan layanan dan fasilitas perpustakaan kepada masyarakat.
Dispusip Berau berharap agar masyarakat lebih sering mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkannya sebagai sarana untuk memperluas wawasan, mengembangkan keterampilan, serta memperdalam pengetahuan di berbagai bidang.
Dengan adanya acara ini, diharapkan perpustakaan tidak lagi dianggap sebagai tempat yang membosankan, melainkan sebagai ruang kreatif yang menyenangkan bagi semua kalangan.
“Ke depan, kami berharap agar lebih banyak masyarakat yang datang ke perpustakaan, tidak hanya untuk meminjam buku. Kami juga terus mendorong agar setiap perpustakaan di Berau dapat lebih aktif menggelar berbagai program menarik untuk menarik minat baca masyarakat,” tandasnya.
Pjs. Bupati Berau, Sufian Agus, yang juga hadir dalam acara tersebut, mengapresiasi langkah yang diambil oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan.
Menurutnya, kegiatan semacam ini sangat penting dalam membangun budaya literasi, yang seharusnya tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Perpustakaan, tetapi juga melibatkan sektor-sektor lain, seperti Dinas Pendidikan dan lembaga lainnya yang memiliki peran dalam mencerdaskan bangsa.
“Untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, salah satu langkah yang harus dilakukan adalah melalui program pembudayaan literasi. Saya berharap acara ini dapat melahirkan generasi yang unggul, kompetitif, dan memiliki karakter yang kuat,” ujar Sufian Agus.
Sufian juga menekankan komitmen Pemerintah Kabupaten Berau untuk terus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah. Ia menilai bahwa SDM yang berkualitas adalah kunci utama dalam mewujudkan kemajuan daerah.
Kabupaten Berau telah memperoleh sejumlah prestasi dalam hal pengelolaan perpustakaan, termasuk akreditasi dan standarisasi dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas).
Salah satu pencapaian penting yang patut dicontoh adalah adanya perpustakaan kampung yang melaksanakan program inklusi, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran dan pemberdayaan.
“Saya berharap suasana seperti ini dapat terus dipertahankan dan bahkan dikembangkan. Budaya literasi seharusnya menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari,” tutup Sufian Agus. (*)