BERAU TERKINI Rendahnya minat baca masyarakat di Kabupaten Berau masih menjadi tantangan serius. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Berau pun mengingatkan bahwa tanggung jawab menumbuhkan literasi tidak bisa dibebankan hanya kepada pemerintah atau sekolah.

Kepala Dispusip Berau, Yudha Budisantosa, mengakui kebiasaan membaca buku kini mulai tergeser oleh dominasi gawai dan media sosial. Waktu masyarakat, khususnya generasi muda, dinilai lebih banyak tersita untuk aktivitas digital.

“Tantangan kita sekarang adalah bagaimana menjadikan membaca kembali sebagai kebiasaan yang menyenangkan,” ujarnya, Jumat (24/10/25).

Untuk menjawabnya, Dispusip Berau memang telah meluncurkan berbagai program adaptif. Salah satunya dengan mengoptimalkan perpustakaan keliling untuk “menjemput bola” dan menyasar pelosok kampung.

Selain itu, layanan perpustakaan digital juga terus dikembangkan agar buku bisa diakses mudah melalui ponsel.

Meski demikian, Yudha menegaskan semua upaya pemerintah itu tidak akan cukup tanpa fondasi dari unit terkecil masyarakat. Menurutnya, keluarga memegang kunci paling vital dalam perjuangan melawan rendahnya minat baca.

Ia secara khusus menyoroti peran orang tua untuk menanamkan kebiasaan membaca pada anak sejak usia dini.

“Orang tua punya peran penting untuk menumbuhkan kebiasaan membaca sejak dini,” tegas Yudha.

Yudha menyebut peningkatan literasi memerlukan dukungan dari semua pihak, terutama keluarga, untuk memperkuat ekosistem literasi di daerah.

“Budaya literasi harus dimulai dari rumah,” tuturnya. (*/adv)