TANJUNG REDEB – Kenaikan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar di Berau pada Juli 2025.
BPS Berau menyebutkan, kelompok tersebut mengalami inflasi secara year on year (yoy) sebesar 4,38 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 108,67 pada Juli 2024 menjadi 113,43 pada Juli 2025.
Kepala BPS Berau, Supriyanto mengatakan, subkelompok yang mengalami inflasi secara yoy tertinggi, yaitu subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 17,33 persen dan terendah yaitu subkelompok rokok dan tembakau sebesar 2,26 persen.
“Kelompok ini pada Juli 2025 memberikan andil atau sumbangan inflasi secara yoy sebesar 1,27 persen,” tulis laporan BPS, dikutip Berauterkini.co.id, Selasa (5/8/2025).
Sementara itu, Supriyanto bilang, komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi secara yoy antara lain yakni, tomat sebesar 0,38 persen, kopi bubuk sebesar 0,25 persen, udang basah sebesar 0,16 persen, bawang merah sebesar 0,11 persen, dan minyak goreng sebesar 0,08 persen.
Tak hanya itu, juga terdapat kue basah, sigaret kretek mesin (skm), dan terong masing-masing sebesar 0,06 persen, jagung manis.
Kemudian ikan bandeng/ikan bolu, kangkung masing-masing sebesar 0,05 persen, donat sebesar 0,04 persen, cabai merah, cabai rawit, kelapa, santan jadi, bayam masing-masing sebesar 0,03 persen.
Disusul oleh ketimun, air kemasan, cumi-cumi masing-masing sebesar 0,02 persen. Kemudian, daun kemangi, jeruk nipis atau limau, tempe, dan wortel masing-masing sebesar 0,01 persen.
Lebih lanjut, inflasi di Berau juga mengalami kenaikan secara month to month (mom) menjadi 0,28 persen per Juli 2025, dibandingkan bulan sebelumnya yang masih diangka 0,19 persen.
Sedangkan secara yoy atau tahunan, inflasi di Berau justru mengalami penurunan menjadi 1,77 persen, dibandingkan dengan tahun sebelumnya di bulan yang sama, mencapai 2,58 persen.
BPS Berau juga mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,65, disusul tingkat inflasi secara year to date (y-to-d) yang mencapai 1,30 persen.