TANJUNG REDEB – BPS Berau menyebut angka kemiskinan di Berau pada tahun 2024 mengalami penurunan, meski indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan mengalami kenaikan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Berau mencatat jumlah penduduk miskin di Kabupaten Berau pada Maret 2024 mencapai 12,35 ribu orang atau setara 5,08 persen dari total penduduk.

Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,46 persen poin dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Maret 2023, yang tercatat sebesar 5,54 persen.

Kepala BPS Berau, Yudi Wahyudin, mengungkapkan, dibandingkan Maret 2023, jumlah penduduk miskin di Berau berkurang sebanyak 0,91 ribu orang.

Meski terjadi penurunan secara persentase, Yudi mengingatkan bahwa kualitas kemiskinan di Berau masih menghadapi tantangan.

“Memang ada penurunan jumlah penduduk miskin, tetapi indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan justru mengalami kenaikan. Ini artinya, jurang kemiskinan antar warga miskin dan rata-rata masyarakat semakin lebar,” jelas Yudi pada Berauterkini.co.id, Selasa (5/8/2025).

Indeks kedalaman kemiskinan Berau pada Maret 2024 tercatat sebesar 0,41 poin, naik 0,25 poin dibandingkan Maret 2023. Sementara itu, indeks keparahan kemiskinan juga meningkat dari 0,01 menjadi 0,07 pada periode yang sama.

“Indeks kedalaman ini menunjukkan rata-rata pengeluaran penduduk miskin yang makin jauh di bawah garis kemiskinan, sedangkan indeks keparahan menunjukkan ketimpangan di antara penduduk miskin itu sendiri semakin tinggi,” tambahnya.

Garis kemiskinan Berau pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp 731.250 per kapita per bulan, naik dari Rp 677.819 per kapita per bulan pada Maret 2023. Kenaikan ini menandakan adanya peningkatan kebutuhan dasar masyarakat, baik untuk makanan maupun non-makanan.

Jika ditarik dalam rentang waktu panjang, jumlah penduduk miskin di Berau mengalami fluktuasi selama periode Maret 2015 hingga Maret 2024. Puncak tertinggi angka kemiskinan tercatat pada Maret 2021, dengan jumlah mencapai 13,62 ribu orang, sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang melanda.

“Pandemi menjadi faktor utama lonjakan angka kemiskinan pada 2021. Tapi setelah itu angka kemiskinan mulai menurun perlahan,” ujarnya.

Di tingkat Provinsi Kalimantan Timur, persentase penduduk miskin pada Maret 2025 tercatat sebesar 5,17 persen, menurun dari 5,37 persen pada September 2024. Jumlah penduduk miskin di provinsi ini mencapai 199,71 ribu orang, berkurang 12,2 ribu orang dari periode sebelumnya dan turun 21,63 ribu orang dibandingkan Maret 2024.

Garis kemiskinan di Kalimantan Timur mencapai Rp 866.193 per kapita per bulan, dengan porsi pengeluaran makanan sebesar 70,61 persen dan non-makanan 29,39 persen.

Lebih jauh, Yudi Wahyudin menjelaskan data angka kemiskinan di Berau termutakhir adalah tahun 2024, dia mengatakan angka terbaru dijadwalkan baru akan dirilis pada tahun depan.

“Untuk data kemiskinan 2025, yang tersedia baru sampai tingkat provinsi dan nasional. Data kabupaten/kota, termasuk Berau, masih menunggu rilis resmi, kemungkinan baru tersedia tahun depan,” tandasnya.