TANJUNG REDEB – Pada 15 Mei 2024, Adi Setiawan memulai usaha kecilnya yang diberi nama “Arome Kopi”. Dengan semangat dan keberanian, ia melihat peluang bisnis kopi gerobakan di Berau yang saat itu masih sedikit.
Walaupun ia bukan asli Berau, melainkan berasal dari Tarakan, Kalimantan Utara, ia yakin usaha ini bisa berkembang.
Nama “Arome Kopi” tercetus secara sederhana. Saat mencari inspirasi di internet, Adi menemukan kata “Aroma”. Karena belum ada yang menggunakannya, ia memodifikasi sedikit menjadi “Arome” agar terlihat unik.
“Awalnya sempat bingung untuk namanya, apa, akhirnya searching di Google, ketemu kata ‘Aroma’, dan akhirnya memutuskan menggunakan itu dengan sedikit modifikasi,” ucapnya saat diwawancarai oleh Berauterkini.co.id.
Dengan modal awal Rp 15 juta, Adi memulai perjalanan bisnisnya. Hingga saat ini, setiap bulan Adi berhasil mendapatkan omzet bersih sekitar Rp 10 juta. Angka ini masih jauh dari target, tetapi menjadi bukti bahwa usahanya terus berkembang.
Adi adalah lulusan S1 Pendidikan, tetapi ia memilih menjalankan usaha yang jauh dari bidangnya. Kini, ia menjalani hidup bersama istrinya. Meski belum dikaruniai anak, ia tetap bersyukur atas perjalanan hidupnya.
Dikatakannya, salah satu tantangan terbesar di awal memulai bisnis adalah mencari lokasi berjualan. Apalagi harga sewa lahan di Berau cukup mahal.
Namun, Adi menemukan solusi dengan menyewa lahan di halaman Indomaret Pemuda, yang lebih terjangkau. Ia pun menyiapkan gerobak sederhana, peralatan, dan bahan-bahan untuk memulai usaha.
“Harga sewa lahan di Berau saat itu mahal sekali, dan untuk pemula yang baru akan membuka usaha, pastinya akan berpikir terlebih dahulu. Akhirnya, saya memutuskan menyewa di halaman Indomaret Pemuda,” bebernya.
Sebagai pendatang, Adi merasa sulit mengenalkan usahanya kepada masyarakat Berau. Namun, ia tidak menyerah dan memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp untuk mempromosikan “Arome Kopi”.
“Sempat juga menggunakan jasa endorsement agar lebih dikenal. Beruntungnya, nama Arome Kopi kini mulai dikenal banyak orang,” bebernya.
Di “Arome Kopi”, menu yang paling laris adalah kopi Arome dan kopi Q. Untuk menjaga kualitas, Adi hanya menggunakan satu jenis kopi pilihan yang ia pesan dari petani di Jawa. Setiap 12 hari sekali, ia memesan 10 kilogram kopi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Meski banyak pesaing bermunculan, Adi tetap percaya diri. Baginya, kunci untuk bertahan adalah menjaga rasa dan terus menciptakan menu baru agar pelanggan tidak bosan. Dalam menjalankan usahanya, Adi dibantu oleh dua karyawan.
Disampaikan Adi, meski belum pernah mendapatkan bimbingan dari Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, ia pernah ikut serta dalam satu acara besar, yaitu HUT Harkopnas. Kegiatan tersebut memberinya wawasan baru untuk mengembangkan usahanya.
Kisah Adi Setiawan mengajarkan kita bahwa keberhasilan bisa diraih dengan keberanian untuk memulai, kerja keras, dan konsistensi. Meski berasal dari kota lain, ia berhasil membangun usaha yang kini dikenal masyarakat Berau.
“Arome Kopi bukan sekadar bisnis. Ini adalah bentuk usaha saya untuk memberi yang terbaik bagi masyarakat,” kata Adi.
Kini, gerobak kecil di halaman Indomaret Pemuda telah menjadi bukti nyata bahwa dengan tekad yang kuat, siapa pun bisa mewujudkan mimpinya. (*)