Reporter : Hendra Irawan
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau terus melakukan upaya mitigasi terhadap berbagai bencana alam yang berpotensi terjadi di “Bumi Batiwakkal”, termasuk terjadinya Tsunami di kawasan pesisir Berau.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Nofian Hidayat, mengatakan potensi Tsunami akibat Megathrust di Utara Sulawesi tentu menjadi perhatian masyarakat, khususnya yang tinggal di pesisir selatan.

Saat ini, pihaknya juga sudah melakukan berbagai mitigasi untuk mengurangi risiko terjadinya bencana, seperti menyiagakan personel di seluruh kecamatan, terkecuali Kecamatan Maratua.

Dicontohkan, apabila ada tanda-tanda alam, seperti gempa, air laut surut dengan cepat, hewan lari kedaruratan lebih tinggi, maka petugas BPBD di masing-masing kecamatan, langsung menghidupkan sirine. Kemudian mengevakuasi masyarakat ke tempat yang lebih tinggi

“Titik kumpulnya (Assembly point) di posko BPBD masing-masing kecamatan,” katanya, Jumat (23/8/2024).

Nofian menyebut, saat ini juga sudah terpasang alat deteksi gempa yang ada di tengah laut dan di gunung.

“Jadi alat tersebut secara otomatis memberikan informasi yang cepat, tepat dan akurat. Pesan akan disiarkan melalui pesan singkat langsung handphone masyarakat,” jelasnya.

Disampaikan juga informasi potensi Tsunami di kawasan pesisir selatan maupun utara Berau, sejauh ini tidak membuat kepanikan di tengah masyarakat.

Hanya saja, banyak warga yang penasaran dengan informasi yang beredar.

“Kalau panik, sepertinya tidak. Tapi lebih kepada penasaran dan ingin tahu, terutama di Biduk-Biduk. Apalagi setiap kali terjadi getaran gempa yang getarannya sampai Berau,” ungkap Hidayat. (*)