Foto: Potret terkini kondisi langit di Berau, pada Minggu (24/9/2023).

TANJUNG REDEB – Kabut asap yang menyelimuti udara Bumi Batiwakkal nampak semakin jelas. Terpantau sejak Sabtu hingga Minggu (24/9/2023) kemarin, kabut mengurangi jarak pandang kala beraktivitas di luar ruangan. Kondisi itu nampak jelas, bila dilihat dari Bantaran Sungai Segah, Tanjung Redeb dan dari titik Bandara Kalimarau, Teluk Bayur.

Diduga asap yang mulai menebal selimuti langit Kota Sanggam, diakibatkan dari jumlah titik yang panas yang meningkat. Menurut data Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau, hotspot alias titik panas di Berau per Minggu (24/9/23) mencapai 118 titik. Dua kali lipat dari sebelumnya yakni 59 titik.

Menurut Forcaster BMKG Berau Rezky Fajar Maulana, data titik panas tersebut didapatkan dari hasil citra satelit. Titik panas itu pun dapat diterjemahkan melalui satelit, dapat saja bersumber dari kebakaran pemukiman, kebakaran hutan dan lahan, pembakaran sampah, bahkan dari pantulan panas atap rumah penduduk.

“Benar mas, titik panas di Berau meningkat dua kali lipat dari sehari sebelumnya,” ujar , saat dihubungi awak Berau Terkini, siang tadi.

Lebih detil, masih dalam hasil pencitraan satelit, pada Sabtu (23/9/2023) kemarin, ini tidak terdapat sebaran asap yang signifikan di Berau. Namun terjadi penurunan jarak pandang yang disebabkan oleh asap, pada pukul 14.00 hingga 17.00 Wita.

Jarak pandang, diketahui menurun drastis pada pukul 13.00 sampai 14.00 Wita. Dari sebelumnya 10 kilometer menjadi 5 kilometer. Diprediksi kondisi ini berlangsung hingga pukul 18.00 Wita petang.

Pada pantauan mulai pagi tadi 08.00 hingga 11.00 Wita siang tadi, kondisi semakin parah. Jarak pandang berada di bawah 5 kilometer.

“Untuk pantauan terakhir dari BMKG secara umum tidak terdapat sebaran asap yang signifikan berdasarkan citra satelit,” terang Fajar.

Musim kemarau yang terjadi saat ini, disebutkan Fajar dapat saja menjadi salah satu potensi peningkatan kabut di Berau. Ditambah dengan asap yang dihasilkan dari proses pembakaran lahan, hingga pembakaran sampah di pemukiman.

Atas kondisi kabut yang terjadi saat ini, warga dihimbau untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. Kemudian, warga diminta untuk tidak membakar sampah secara sembarangan demi mengurangi potensi bertambahnya asap di langit Kota Sanggam.

“Disarankan untuk dapat menggunakan masker saat berpergian keluar rumah, dan mengurangi aktivitas pembakaran sampah di tempat terbuka,” ucapnya.

Disinggung ihwal kondisi penerbangan di Bandara Kalimarau, saat ini masih terpantau lancar. Maskapai masih dapat melakukan pendaratan dan penerbangan di bandara.

Dengan kondisi kabut yang membatasi jarak pandang di bawah 5 kilometer, dipastikan masih dapat berjalan normal. Kondisi tidak memungkinkan bila jarak pandang berada di 3 kilometer.

“Kalau dibawah itu, biasanya pilot tidak bisa melihat landasan. Jadi penerbangan dibatalkan,” terang dia. (*)

Reporter: Sulaiman