Foto: Kondisi TPA Bujangga yang kian menghawatirkan
TANJUNG REDEB – Kejadian kebakaran di Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Sampah Sarimukti Bandung, mesti menjadi pelajaran bagi pengolahan sampah di Berau. Sebab, cuaca panas ekstrim yang dialami Berau, kemudian ditambah dengan ratusan ribu ton tumpukan sampah di TPA Bujangga, bisa saja bernasib sama dengan yang terjadi di Bandung, Jawa Barat.
Keresahan itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Berau, Syarifatul Syadiah. Dia mengatakan, pengolahan sampah di Berau ini memang tak maksimal. Selain alat pengolahan sampah yang belum memadai, gunungan sampah yang ada di TPA Bujangga bisa saja mencelakai masyarakat sekitar.
Terdapat dua skema penangan, untuk jangka pendek dan panjang. Saat ini, dia menyarankan kepada DLHK Berau sebagai penanggung jawab teknis pengolahan sampah di Berau, untuk dapat memberikan peringatan kepada pekerja agar tidak membuang puntung rokok secara sembarangan.
Sebab, diduga yang terjadi di Bandung diakibatkan dari keteledoran petugas sampah yang membuang puntung rokok secara sembarangan. Kemudian, puntung itu yang disambar oleh gas metan yang mengendap di dalam tumpukan sampah.
“Jadi bekerja lebih awas saja. Hati-hati. Karena ini musim kemarau juga kan,” ucap Syari sapaan dia.
Belum lagi debit sampah produksi rumah tangga dalam sehari, terus alami peningkatan. Sementara sampah yang ada belum dikelola dan diolah dengan baik. Sehingga tak menutup kemungkinan akan menimbulkan ancaman bahaya bagi warga sekitar.
Lagi, berkaca dari Bandung. Warga sekitaran TPA Sarimukti mengalami serangan gangguan pernapasan alias ISPA. Kepulan asap, ditambah dengan bau busuk dari sampah memperparah kondisi warga sekitar.
“Jadi memang bahaya. Maka itu perlu penanganan serius, atau segerakan untuk direlokasi,” politisi senior Golkar tersebut.
Ihwal relokasi TPA Bujangga, kader partai berlogo beringin itu, mengaku sebagai wakil rakyat dirinya sudah kerap mendorong hal tersebut untuk segera terealisasi. Selain TPA yang berada di tengah pemukiman warga, aktivitas pertambangan dalam kota juga menjadi sinyal bahaya yang mesti dikendalikan.
Selain itu, dalam kerangka kerja pemerintah. Di sekitaran TPA Bujangga juga bakal dibangun rumah sakit umum. Yang saat ini sedang dalam proses pematangan lahan.
“Semoga segera terealisasi. Karena ini demi menjawab keamanan dan kenyamanan warga yang tinggal di sekitaran TPA,” tegas dia.
Sebagai informasi, saat ini progres relokasi TPA Bujangga sedang dalam tahap pengerjaan Dokumen Lingkungan. Sementara proses kajian DED telah rampung pada 2021 lalu. Dari dua kegiatan itu, pemerintah telah menggelontorkan pagu anggaran senilai Rp 931,5 juta.
Merespon itu, Kepala DLHK Berau Mustakim Suharjana, menyatakan saat ini pengolahan sampah di TPA Bujangga bakal melibatkan pihak ketiga. Dalam pengerjaan nanti, bakal ditanggung penuh oleh PT Berau Coal.
Namun rencana itu masih akan dibahas kembali dengan Bupati Berau. Melalui presentasi dari pihak ketiga dan DLHK Berau.
“Nanti BC (PT Berau Coal) yang mitigasi sampah,” kata dia ditemui pasca mengikuti gelaran pawai pembangunan, pada Selasa (29/8/2023) pagi tadi.
Disinggung ihwal potensi bahaya pembakaran gas metan di dalam tumpukan sampah TPA Bujangga, dia memastikan saat ini masih dalam posisi aman. Sebab, tidak ada lagi cekungan di dalam tumpukan yang dapat menimbun gas metan.
Gunungan sampah yang ada saat ini, dipastikan sudah di wilayah permukaan.
“Semoga tidak ada gasnya yang berbahaya untuk terbakarnya lokasi TPA. Tapi kita tetap waspada,” ucapnya. (*)
Reporter: Sulaiman