TANJUNG REDEB – Terkait soal permintaan uang harian dan vitamin atlet Kriket Kabupaten yang bertarung di Sumut-Aceh, menurut Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Berau, berbeda ranah kebijakan, karena itu pihaknya enggan mengambil risiko untuk mengeluarkan uang saku.
Dari persoalan itu, Dispora Berau angkat bicara terkait permintaan uang harian dan vitamin atlet Kriket Berau yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) Sumut-Aceh 2024.
Kepala Dispora Berau, Amiruddin melalui Kepala Seksi Pembinaan dan Organisasi, Abdul Haris, menjelaskan bahwa ada permintaan atlet yang bisa diakomodir dan ada yang tidak bisa.
Adapun terkait permintaan atlet Kriket Berau, Berlian Duma Pare, yang berlaga di PON Sumut-Aceh 2024, menurut Haris, sulit dipenuhi karena bukan bagian dari kegiatan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau.
“Kami sulit memenuhi apabila kegiatan itu bukan ranahnya Pemkab Berau. Apalagi uang harian yang diminta itu untuk training center, try out merupakan ranah Pemprov Kaltim (Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur),” katanya.
Berdasarkan aturan, lanjut Haris, apabila kegiatan dilaksanakan oleh KONI Kaltim, maka yang berhak menanggung semua kebutuhan atlet adalah KONI Kaltim atau Pemprov Kaltim.
Begitu juga jika kegiatan itu digelar KONI Berau, maka yang bertanggungjawab menjamin kebutuhan atlet adalah KONI Berau berkolaborasi dengan Dispora setempat.
“Sesuai ranahnya masing-masing, agar tidak ada aturan yang dilanggar. Kami juga tidak mau ambil risiko,” jelasnya.
Ditegaskannya, Dispora Berau bukan tutup mata dengan perjuangan atlet-atlet Berau dalam meraih prestasi.
Hanya saja, aturan yang semakin ketat membuat pihaknya harus lebih hati-hati dalam membuat kebijakan.
Sebenarnya, pihaknya juga sudah membantu atlet-atlet tersebut berupa uang transportasi menuju Ibu Kota Provinsi Kaltim.
Hanya keterlibatan pihaknya dalam mendorong semangat atlet cuma sampai uang transportasi.
“Kami tidak berani lebih dari sana. Sementara PON ini bukan ranahnya kami di kabupaten. Karena di sana juga atlet yang dilibatkan dari setiap daerah juga pasti difasilitasi KONI Kaltim atau Pemprov,” jelasnya.
Haris juga mengatakan, seharusnya yang aktif dalam hal ini adalah ketua cabang olahraga (cabor) yang bersangkutan. Dalam hal berkoordinasi dengan Dispora Berau, agar tidak terjadi kesalahpahaman.
“Saya rasa ini lebih kepada miskomunikasi saja. Saya juga koordinasi dengan teman-teman di Dispora kabupaten/kota, juga tidak ada uang harian untuk atlet,” terangnya.
Tetapi, untuk bonus atlet berprestasi di tingkat nasional dan internasional, kata Haris, memang harus dianggarkan untuk atlet, sebagai bentuk apresiasi, karena telah berjuang dan mengharumkan nama daerah.
“Kalau misalnya dia sukses di PON, Insya Allah, kami juga akan fasilitasi untuk mendapatkan haknya, yakni bonus,” janjinya. (*)