BERAU TERKINI – Sifat introvert tidak pernah menjadi tembok bagi Mila Handayani untuk berkembang.
Mahasiswi semester 4 Jurusan Survei dan Pemetaan Politeknik Sinar Mas Berau Coal ini menjadikan beasiswa dan pengalaman magang sebagai batu loncatan untuk membuka diri. Sekaligus menemukan cita-cita baru yang sebelumnya tak pernah ia bayangkan.
Mila adalah salah satu penerima Beasiswa Politeknik Sinar Mas Berau Coal, program yang digulirkan melalui Yayasan Dharma Bakti Berau Coal (YDBBC) bagi masyarakat Bumi Batiwakkal. Bagi Mila, beasiswa ini adalah peluang emas untuk merajut masa depan.
“Saya introvert. Sejak kuliah di Politeknik yang banyak praktik lapangannya, saya sadar bahwa kegiatan di lapangan ternyata menyenangkan. Dari situlah saya mulai terbuka pada hal-hal baru,” ujar Mila.
Sebagai penerima beasiswa, Mila memikul tanggung jawab menjaga Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Hal itu justru menjadi pemicu untuk lebih disiplin. Aktif bertanya kepada dosen, menyiapkan ujian dengan matang, hingga memastikan laporan praktikum selesai tepat waktu.
Namun, Mila tidak berhenti hanya di ruang kelas. Ia terjun aktif dalam berbagai kegiatan kampus. Bahkan, ia dipercaya sebagai Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tingkat kampus.
Dia juga kerap menjadi panitia dan perwakilan kegiatan yang tak pernah terlintas dalam pikirannya dulu.
Community Base Development (CBD) PT Berau Coal, Reza Hermawan, menjelaskan, program beasiswa merupakan bagian dari pilar pendidikan dalam Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).
Melalui beasiswa ini, pihaknya membuka kesempatan bagi masyarakat lingkar tambang untuk mengembangkan potensi dan keterampilan.
“Harapannya, mereka lebih siap menghadapi dunia kerja sekaligus mampu memenuhi kebutuhan industri. Jurusan di Politeknik Sinar Mas Berau Coal juga sudah dirancang sesuai kompetensi yang dibutuhkan,” jelas Reza.
Kesempatan magang di Departemen Community Based Development PT Berau Coal melalui YDBBC, menjadi titik balik lain bagi Mila. Ia ditempatkan di Program Pengembangan Kakao, sebuah pengalaman yang jauh dari dugaan awalnya.
Awalnya, Mila mengira magang sebatas rutinitas teknis. Namun, interaksi dengan mentor yang suportif membuatnya berani mencoba, bertanya, dan berinteraksi lebih banyak.
“Bagi saya, ini tantangan besar sebagai seorang introvert. Tapi lingkungan yang mendukung membuat saya lebih percaya diri,” katanya.
Reza menambahkan, program magang adalah bagian penting dari pembekalan mahasiswa.
“Dengan magang, mahasiswa bisa terlibat langsung dalam proses bisnis di berbagai departemen atau unit di area operasional Berau Coal,” ungkapnya.
Selama magang, Mila tidak hanya mengasah keterampilan survei lapangan, tetapi juga mempelajari budidaya kakao berbasis Good Agriculture Practice (GAP), standar pertanian yang ramah lingkungan sekaligus produktif.
Dari sana, ia melihat potensi besar kakao di Berau, baik dari kualitas tanah, iklim yang mendukung, hingga peluang pasar yang menjanjikan.
Kini, selain tetap berfokus menjadi surveyor profesional di industri pertambangan, Mila juga menyimpan mimpi baru: menjadi pengusaha kakao sukses di Berau dengan lahan yang dikelola sesuai prinsip GAP.
“Saya ingin mengembangkan kakao berkualitas, sekaligus memberi manfaat bagi petani dan lingkungan,” tegasnya.
Mila menutup perjalanannya dengan pesan sederhana namun penuh makna.
“Untuk generasi muda, jangan takut mencoba setiap peluang yang ada. Maksimalkan potensi diri demi masa depan yang lebih baik,” pesannya.
Kisah Mila membuktikan bahwa beasiswa tidak sekadar dukungan biaya pendidikan. Lebih dari itu, beasiswa membuka jalan bagi keberanian, kepercayaan diri, dan mimpi baru. Dan kini, Mila melangkah dengan lebih berani. (*/Adv)