Foto: Kondisi Jalan yang nyaris longsor di Poros Teluk Bayur- Labanan kini telah terpasang rambu peringatan.
TANJUNG TEDEB- Salah satu titik jalan nasional yang nyaris longsor di Kecamatan Teluk Bayur. Penyebabnya adanya aktivitas penggalian yang terlalu dekat dengn bahu jalan.
Padahal beberapa waktu lalu, Bupati Berau Sri Juniarsih, sudah meminta agar pihak tidak ada beraktivitas terlalu dekat dibahu jalan poros nasional. Karena dikhawatirkan akan merusak jalan.
Korlap PPK 2.6 Kalimantan Timur, Akhmad Supriyatno menjelaskan, longsornya tanah disekitar bahu jalan poros nasional itu terjadi beberapa hari lalu, diakibatkan kegiatan penggalian terlalu dekat dengan jalan. Bahkan, pihaknya juga sudah bersurat ke Bupati Berau mengenai kondisi akses jalan nasional tersebut.
“Kami sudah bersurat kemarin ke kantor bupati. Jadi memang untuk sekarang, kondisinya sementara masih seperti itu. Hanya kami pasang rambu, supaya bahu jalang terancam longsor tidak dilalui,” ungkapnya, Kamis (9/3/2023).
Diterangkannya juga, pihaknya sedang mencari solusi untuk penanganan tindaklanjutnya. Hanya saja kata dia, jika mengerjakan perbaikan di titik yang mengalami longsor cukup menyulitkan. Terlebih bidang longsornya yang cukup terjal.
Tapi, dirinya mengaku, semua dokumentasi kerusakan atau longsor yang terjadi di sekitar bahu jaln sudah dilaporkan kepada pimpinannya.
“Dari pimpinan sudah ditindaklanjuti untuk penanganannya, hanya saja desain belum keluar,” katanya.
Dijelaskannya, aktivitas penggalian yang terlalu dekat, memiliki dampak yang besar kepada jalur jalan nasional. Meskipun jalur nasional itu, memang masuk dalam salah satu HGU perusahaan tambang.
Dia juga menyampaikan, dari simpang Kampung Labanan menuju Kelurahan Teluk Bayur, setidaknya ada 2 titik jalan yang terancam longsor akibat aktivitas penggalian yang dekat dengan jalan. Hal ini sangat rawan dan berdampak besar pada badan jalan apabila dilakukan pembiaran.
“Memang kalau terus dibiarkan terlalu lama, dikhawatirkan akan memutus poros jalan. Sementara, itu satu-satunya jalur nasional yang ramai dilalui masyarakat Berau menuju Balikpapan maupun Samarinda,” tuturnya.
Adapun upaya yang dilakukan saat ini, hanya melakukan pemasangan rambu di sekitar lokasi agar masyarakat tidak melintas di sekitar bahu jalan yang kondisiny menggantung akibat jalan longsor.
Dikhawatirkan, apabila kendaraan terlalu sering lewat di bahu jalan itu, malah akan membahayakan pengguna jalan. Dia juga mengakui, untuk satu titik jalan lainnya, memang sudah ditangani menggunaknan kayu. Hanya sifatnya sementara saja. Itupun masih terus terjadi penurunan.
“Jadi ada dua titik jalan yang rawan sekali akibat aktivitas tambang di sana,” terangnya.
Ketika ditanya, berapa jarak aman dari kiri kanan jalan harus bebas aktivitas pertambangan. Akhmad menjawab, minimal 25 meter dari kiri kanan jalan tidak boleh ada aktivitas atau kegiatan tambang.
“Supaya menjaga atau menahan agar bahu jalan tidak mengalami longsor. Sementara yang terjadi sekarang, itu sangat dekat,” pungkasnya. (/)
Reporter: Hendra Irawan