BERAU TERKINI – Pasokan bawang merah yang berkurang berdampak pada harga jual, hingga memiliki andil pada Inflasi di Berau bulan Agustus 2025.
Kenaikan harga bawang merah menjadi salah satu pendorong inflasi di Berau pada Agustus 2025. BPS Berau mencatat, bawang merah memberikan andil inflasi secara year on year (yoy) mencapai 0,28 persen pada Agustus 2025. Tertinggi kedua, setelah komoditas emas perhiasan yang sebesar 0,34 persen.
Pantauan Berauterkini.co.id, di Pasar Sanggam Adji Dilayas, Selasa (3/9/2025), harga bawang merah kecil mengalami kenaikan harga.
Di bulan Agustus 2025, harga bawang merah mencapai Rp 28.000 per kilogram, naik dari harga sebelumnya sebesar Rp 24.000 per kilogram. Sementara itu, untuk jenis bawang merah besar, harga melonjak dari Rp 45.000 menjadi Rp 50.000 per kilogram.
Salah satu pedagang bawang merah, Siti Aminah mengaku kesulitan mendapatkan stok dalam jumlah banyak dengan harga terjangkau.
“Biasanya saya bisa dapat 50 kilogram dari pemasok dengan harga stabil, sekarang cuma dapat 30 kilogram dan harganya sudah naik duluan dari agen. Akhirnya saya juga harus naikkan harga ke pembeli,” ujar Siti.
Siti menerangkan, harga bawang merah kecil yang sudah dikupas sebelumnya sepenjang bulan Juni – Juli 2025 stabil, di Rp 24.000 per kilogramnya. Namun harga naik, menjadi Rp 28.000 – Rp 30.000 per kilogram di sepanjang Agustus 2025.
“Sama kaya bawang merah yang besar juga naik, di bulan Agustus harganya Rp 50.000 per kilogram, padahal sebelumnya itu sekitar Rp 40.000 – Rp 45.000 per kilogram,” imbuhnya.
Pedagang lainnya, Rahmat, mengatakan bahwa konsumen mulai mengeluh dengan harga bawang merah yang tinggi. Menurutnya, daya beli masyarakat sedikit menurun karena harga kebutuhan pokok lain juga ikut naik.
“Pembeli mulai banyak yang mengurangi jumlah belinya. Dulu beli satu kilogram, sekarang cuma setengah kilo atau seperempat. Kita juga serba salah, karena modal dari agen sudah tinggi,” kata Rahmat.
Sementara itu, Kepala BPS Berau, Yudi Wahyu, menjelaskan kenaikan harga bawang merah cukup signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dan hal ini berdampak langsung terhadap tingkat inflasi di daerah.
Yudi mengatakan, berdasarkan pantauan BPS, harga bawang merah naik akibat cuaca yang tidak stabil di Berau, sehingga berdampak pada berkurangnya hasil panen petani di beberapa daerah penghasil. Tidak hanya itu, keterbatasan stok impor juga memperparah kondisi pasokan di pasar lokal.
“Komoditas bawang merah mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi, dan ini menjadi salah satu penyumbang inflasi kita di bulan Agustus. Penyebab utamanya adalah faktor cuaca yang tidak menentu dalam beberapa bulan terakhir,” kata Yudi saat dihubungi Berauterkini.co.id, Rabu (3/9/2025).
“Produksi dalam negeri terganggu karena banyak petani gagal panen atau hasil panennya menurun drastis. Di sisi lain, juga adanya keterbatasan impor. Ini menyebabkan harga naik tajam,” jelasnya


 
											 
							 
							 
							 
							