Foto: Beras lokal Kampung Buyung-Buyung jadi salasatu produk unggulan dari kampung yang perlu terus mendapat dukungan daerah.
TANJUNG REDEB – Salah satu sentra penghasil beras yang ada di Berau adalah Kampung Buyung-buyung, Kecamatan Tabalar. Namun, selain sektor pertanian, Buyung-buyung juga memiliki potensi lain seperti perikanan dan pariwisata. Dengan potensi besar itu, menjadi modal besar. Namun tetap perlu dorongan dan dukungan Pemkab.
Ketua DPRD Berau, Madri Pani berharap Pemkab Berau bisa mendorong sektor diluar pertanian yang berpotensi di Kampung Buyung-buyung.
Politikus Partai NasDem ini meminta agar perhatian kepada Kampung Buyung-buyung tidak hanya pada sektor pertanian.
Ada aspirasi masyarakat kepada Pemkab untuk pembangunan jalan untuk memperlancar aktivitas warga. Warga berharap pembangunan jalan sepanjang enam kilometer yang telah dibangun warga.
“Saat ini kondisi jaringan internet di Kampung Buyung-buyung juga belum memadai, saya harap secepatnya masalah ini bisa teratasi,” jelasnya,Jumat (10/12/2021).
Ia menambahkan, berbagai potensi seperti sektor perikanan tangkap dan pariwisata juga ada di Kampung Buyung-buyung. Hal ini seharusnya membuat pemerintah menyadari keberadaan Kampung Buyung-buyung dengan kekayaan alam yang berlimpah.
“Bagaimana bisa bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa adanya fasilitas penunjang seperti akses jalan yang memadai,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Kampung Bunyng-buyung, Mustafa menjelaskan, potensi utama yang ada di Kampung Buyung-buyung adalah sentra padi sawah yang luas tanah pertaniannya kurang lebih mencapai 1.000 hektare namun yang tergarap saat ini sekitar 500 hektare. Selain itu, perikanan tangkap juga juga memiliki potensi yang besar.
“Alhamdulillah hasil tangkapannya selalu berlimpah. Ada juga potensi wisata mangrove dan itu coba kami kembangkan,” ucap Mustafa.
Lebih lanjut, ia mengatakan, untuk dorongan dari Pemkab Berau khusunya dari Dinas Pertanian dan Peternakan sangat mendukung petani yang ada di Kampung buyung-buyung, baik dari bibit maupun alat pertanian.
“Harapannya kedepan agar seluruh masyarakat berau memakan beras lokal asal kampung Buyung-buyung,” sambungnya.
Menurutnya, berkat mangrove yang terjaga, selain ada potensi wisata, hasil tangkapan ikan juga selalu berlimpah sepanjang tahunnya. Ia mengaku, pihaknya sedang berusaha mengembangkan wisata mangrove yang semua anggarannya bersumber dari dana kampung.
“Setelah membuka jalan kampung sepanjang 6 kilometer untuk mengakses wisata masngrove itu, harapnnya Pemkab Berau bisa melanjutkan untuk meningkatkan kualitas jalan yang ada. Khususnya Dinas PUPR bisa mengambil alih pengerjaan supaya lebih maksimal kedepannya,” tuturnya.
Kemudian ada dermaga yang rencananya akan dibangun. Dikatakan Mustafa, tahun 2019 lalu sudah masuk perencanaan Dinas Perhubungan, dirinya berharap pada tahun 2022 sudah ada terlihat bangunan fisiknya. Dermaga ini juga menunjang perekonomian masyarakat di tiga RT yang aksesnya masih cukup sulit untuk mengangkut hasil perikanannya.
“Kami memiliki 11 RT dan tiga diantaranya masih memiliki akses yang cukup sulit untuk dijangkau,” pungkasnya.(*)
Editor: RJ Palupi