Foto: Ratusan petani sawit mandiri datangi Pabrik BAA menuntut perusahaan kembali beroperasi
TANJUNG REDEB- Sejumlah perwakilan petani sawit mandiri di Kecamatan Segah datangi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT BAA, Senin (05/12/2022). Tujuannya untuk meminta penjelasan kapan PT BAA beroperasi. Mereka juga meminta perusahaan tersebut kembali beroperasi.
Salah seorang perwakilan dari petani milenial, Ismail mengatakan, dirinya bersama sejumlah petani lain dari sejumlah kampung di Kecamatan Segah untuk meminta agar PKS tersebut kembali beroperasi.
Pasalnya, sejak dua bulan berhentinya PKS itu, banyak petani kelimpungan dan kebingungan menjual hasil panen sakitnya.
“Kami ke PT BAA ingin menanyakan, kapan perusahaan itu dibuka kembali. Karena, tutupnya mereka, kami sebagai petani kesulitan menjual hasil panen kami,” ujarnya.
Untuk menghindari buah rusak di pohon, tidak sedikit petani sawit menjualnya ke perusahaan sawit terdekat, hanya saja. Panjangnya antrean menimbulkan masalah baru. Bahkan, tidak sedikit buah busuk di dalam kendaraan.
Terpaksa kata Ismail, petani banyak menjual hasil panen sawit ke tengkulak. Di mana harganya berbeda jauh dari harga yang ditetapkan PKS, khususnya PT BAA.
“Kami tidak ada pilihan lain selain jual ke tengkulak. Bedanya itu sampai 600 rupiah. Sementara, ketika kami jual ke PT BAA, harganya bahkan jauh lebih baik dari harga perusahaan yang ada disekitarnya,” jelasnya.
Dirinya pun berharap, PT BAA tersebut dapat kembali dibuka. Karena, dengan berhentinya beroperasi perusahaan tersebut, sangat berdampak pada ekonomi masyarakat petani. Bahkan, banyak petani yang merasa rugi dengan menjual hasil panennya ke tengkulak.
“Kami sebagai masyarakat petani meminta PT BAA dibuka kembali. Agar kami tidak kesulitan menjual buah yang kami panen. Karena banyak buah yang rusak akibat tidak sempat terjual ke perusahaan,” pungkasnya. (/)