TANJUNG REDEB – Event Berau Culture Festival (BCF) 2024, memberikan banyak rezeki bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pada Senin (9/9/2024). BCF digelar sebagai rangkaian Hari Jadi ke 71 Berau dan 214 Tanjung Redeb.
Rerata pedagang menjajal dagangannya di halaman Masjid Agung Baitul Hikmah. Tak hanya disitu, sepanjang rute pawai budaya sampai lapangan Pemuda Tanjung Redeb, ramai diisi oleh pedagang makanan ringan dan minuman segar.
Penonton yang terdampak dari teriknya sinar matahari, tentu akan sangat membutuhkan minuman yang dapat melepas dahaga. Sembari memakan cemilan menikmati pawai budaya.
Salah seorang pedagang mainan anak, Paino, mengaku sudah datang ke Masjid Agung sejak pukul 07.00 Wita pagi. Hampir satu jam sebelum bupati melepas peserta pawai.
“Sudah dari jam 7 mas. Alhamdulillah diijinkan sama pengelola masjid,” kata Paino kepada awak berauterkini.co.id.
Ia mengaku, total omset dagangannya mencapai Rp500 ribu. Bila laku semua, keuntungannya bisa sampai 3 kali lipat. Hingga siang, ia sudah mengepul pundi sampai Rp1 jutaan.
“Alhamdulillah sudah balik modal mas, nanti jualan sampai acara ini selesai,” kata dia.
Senada, Sumardi, salah satu pedagang makanan dan minuman, mengaku sudah kedua kalinya menjajalkan jualannya di event budaya ini. Tahun lalu, ia menerima untung yang cukup besar.
Bila dalam sehari dagagannya ludes, ia bisa meraup untung sampai Rp1,5 sampai 2 juta dalam sehari.
“Alhamdulillah ini sudah kedua kalinya mas,” ujar dia.
lalu ada juga Kartini, pedagang es cendol dan nasi kuning pun mengaku juga mendapat keuntungan yang cukup besar. Sejak pagi ia mengaku banyak penonton pawai yang sarapan di lapaknya.
Tak sampai siang, nasi kuningnya sudah ludes. Bahkan saat peserta pawai baru sampai nomor urut 45, dari total 74 peserta.
“Banyak aja mas. Alhamdulillah sudah rejeki,” kata perempuan yang juga bekerja sebagai pasukan kuning alias petugas kebersihan DLHK Berau.
Ia berharap, acara serupa dapat digelar setiap tahunnya. Sebab, mendatangkan keuntungan bagi para pelaku usaha kecil seperti dirinya. Yang mana biaya itu dipakai untuk bertahan hidup dan membiayai anaknya sekolah.
“Semoga tiap tahun selalu ada acara seperti ini,” harap dia.
Ia pun tak masalah bila dipungut biaya administrasi oleh pengelola acara. Sebab, angka itu ia anggap tak seberapa dengan keuntungan yang bisa ia dapat saat berjualan.
Ke depan, ia akan berjualan juga selama perayaan HUT Berau dan Tanjung Redeb ini. Dimana ia ketahui, sampai 20 September mendatang, di kota dan kampung akan banyak acara yang digelar oleh Pemkab Berau.
“Selama ada kesemapatan, pasti saya ikut mas,” ujarnya. (*)