TANJUNG REDEB – Banjir yang melanda Kampung Suaran beberapa pekan lalu berdampak serius bagi petani kakao setempat. Hampir seluruh perkebunan kakao milik masyarakat mengalami gagal panen.
Kampung Suaran dikenal memiliki perkebunan kakao seluas 270 hektar, menjadikannya sebagai penyumbang hasil kakao terbesar di Berau.
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, Lita Handini, menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari petani mengenai kondisi perkebunan kakao yang mengalami gagal panen.
Disbun juga telah melakukan peninjauan untuk mengumpulkan data dan fakta.
“Kami telah ke lokasi untuk pengumpulan data dan meminta kepala kampung serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) mendata luas kebun yang rusak dan potensi gagal panen,” ungkap Lita.
Saat ini, Disbun Berau belum mengetahui luasan pasti lahan yang terdampak banjir. Namun, diperkirakan luas perkebunan kakao yang terancam gagal panen tidak mencapai 50 persen dari total luas seluruhnya.
Disbun Berau berencana memberikan bantuan bibit bagi tanaman yang mengalami kerusakan atau mati akibat banjir, serta bantuan pupuk untuk pemulihan tanaman yang terganggu.
“Kami programkan untuk tahun depan,” tutupnya. (*)