TANJUNG REDEB – Banjir di kawasan Buyung-Buyung merusak satu rumah warga. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika BMKG menyebutkan peristiwa itu akibat dampak dari hujan yang berkepanjangan.
Fenomena banjir di beberapa daerah, khususnya di Kampung Buyung-Buyung, Kecamatan Tabalar dan beberapa kawasan di Kecamatan Biatan, dikarenakan curah hujan tinggi di daerah tersebut.
Untuk diketahui, kondisi banjir yang cukup parah terjadi di Kampung Buyung-Buyung. Bahkan banjir tersebut merusak rumah warga di sana, Jumat (15/3/2024).
Aparat Polsek Tabalar, Aipda Tri Budi, mengatakan banjir yang terjadi di Buyung-Buyung tidak hanya menghambat aktivitas warga, tapi juga merobohkan satu unit rumah kosong milik warga.
“Roboh karena tergerus banjir. Hanya satu rumah itu yang rusak karena banjir. Bangunan warga lainnya masih aman,” jelasnya.
Berdasarkan informasi terkini juga, dikatakannya bahwa banjir di sana juga sudah surut seiring dengan turunnya air sungai.
“Informasi warga sudah surut airnya. Harapannya, tidak terjadi banjir susulan,” katanya seraya berharap.
Sementara itu, Forecaster Stasiun Meteorologi Kalimarau Berau, Unit Pelaksana Teknis (UPT) BMKG, Lulu M Fuadah, menjelaskan berdasarkan Monitor Citra Satelit, diketahui hujan sedang hingga lebat terjadi di kawasan Tabalar yang diperkirakan mulai dari pukul 05.00 hingga 11.00 Wita, Jumat (15/3/2024).
Hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan intensitas waktu yang cukup panjang ini, menyebabkan beberapa kawasan Tabalar, khususnya di Buyung-Buyung mengalami banjir.
“Benar, banjir di sana lebih disebabkan karena hujan dengan intensitas panjang,” jelasnya.
Disampaikan juga, dari analisis sementara, diketahui bahwa kejadian hujan lebat ini disebabkan beberapa faktor. Diantaranya, terdapat belokan angin di kawasan equator pada peta streamline wilayah Berau, pada Jumat dan Sabtu (15-16/3/2024).
Kemudian, SST Anomali bernilai +0.5°C – +3.3°C, yang meningkatkan potensi penguapan (penambahan massa uap air) berada di perairan Indonesia, termasuk di perairan Berau.
Labilitas lokal kuat di Berau yang berpotensi meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif di sekitar wilayah kejadian. Serta, MJO : Kuadran
“Signifikan, pada 12 Maret lalu, terdapat gangguan fenomena MJO secara spasial yang terpantau aktif di sebagian besar Kalimantan,” paparnya.
“Selain itu, wilayah Berau yang sedang mengalami musim penghujan juga adalah faktor yang mendukung,” tambahnya.
Pihaknya juga sudah menyampaikan peringatan dini cuaca ekstrim pada Jumat (15/3/2024), sekira pukul 05.30 Wita dan pukul 11.48 Wita, guna meminimalisir dampak dari bencana yang mungkin terjadi.
Curah hujan dengan intensitas panjang tersebut, akan terjadi pada beberapa hari ke depan dengan perkiraan hujan ringan, sedang masih berpotensi terjadi wilayah Berau.
“Khususnya pada siang-sore hari,” ujarnya.
Karena potensi hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lama masih akan terjadi. Pihaknya menyarankan untuk tetap waspada, terutama warga yang bermukim di sekitar bantaran sungai, terutama daerah-daerah yang kerap mengalami banjir ketika hujan turun.
“Kepada masyarakat dan instansi yang terkait agar tetap waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrim berupa hujan sedang hingga lebat dan angin kencang,” saran Lulu Fuadah. (*)
Reporter : Hendra Irawan
Editor : s4h