TANJUNG REDEB – Berau menempati peringkat kelima dari sejumlah daerah di Kaltim dengan biaya hidup tertinggi tahun 2024.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur, mencatat bahwa Kota Balikpapan menjadi peringkat pertama, di mana penduduknya memiliki biaya hidup termahal se-Provinsi ini.

Di mana, pengeluaran per kapita per bulan tertinggi dengan total Rp 2.460.933 per penduduk. Sedangkan Kabupaten atau Kota lainnya, memiliki rata-rata pengeluaran per kapita hanya di atas Rp 1,5 juta setiap bulannya.

Lantas, Kabupaten Berau berada di peringkat ke berapa?

Sebelum itu, untuk diketahui, kebutuhan manusia terbagi ke dalam dua jenis, yaitu kebutuhan makanan dan bukan makanan. Pengeluaran untuk kedua hal ini pada dasarnya saling berkaitan.

Jika diamati berdasarkan daerah tempat tinggal, terdapat perbedaan pola pengeluaran di area perkotaan dan perdesaan. Yang mana pada daerah perkotaan, pengeluaran penduduk biasanya lebih banyak untuk konsumsi bukan makanan.

Sementara di perdesaan, masyarakat cenderung lebih banyak menghabiskan pendapatan mereka untuk konsumsi makanan, meski perbedaannya tidak terlalu signifikan dengan konsumsi makanan.

Hal itu tentu selaras dengan kondisi umum masyarakat, yang mana wilayah perkotaan mempunyai lebih banyak pilihan dalam menghabiskan pendapatannya untuk konsumsi non makanan karena banyak tersedianya tempat wisata, mal, sarana hiburan hingga mudahnya akses terhadap jasa pendidikan, kesehatan dan lainnya.

Adapun berdasarkan data yang dirilis BPS Kaltim, dalam Statistik Pengeluaran Volume 9 pada 2024, mencatat bahwa rata-rata pengeluaran penduduk di provinsi ini yang menduduki daerah perkotaan, jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan penduduk di daerah perdesaan. 

Hal tersebut tercermin dari data BPS, yang menyebutkan bahwa setiap penduduk di perkotaan, Kalimantan Timur, mengeluarkan rata-rata sebesar Rp 2.198.681 per bulan untuk konsumsi makanan dan non makanan.

Sedangkan, penduduk perdesaan rata-rata hanya mengeluarkan sebesar Rp 1.690.881 per bulannya.

Dengan begitu, maka jelas bahwa struktur pengeluaran per kapita dalam sebulannya, antara penduduk perkotaan dan perdesaan memiliki perbedaan.

Tak hanya itu, BPS Kalimantan Timur juga mencatat, pada daerah perkotaan, pengeluaran penduduk lebih besar digunakan untuk sub kelompok non makanan. Sedangkan sub kelompok makanan, menjadi pengeluaran terbesar dari penduduk perdesaan.

Berikut peringkat besaran pengeluaran penduduk di di Kaltim per kapita selama sebulan:

Balikpapan

Berdasarkan data dari BPS Kalimantan Timur, Kota Balikpapan menjadi peringkat pertama, daerah dengan pengeluaran per kapita per bulan tertinggi, yakni dengan total Rp2.460.933.

Dengan begitu, artinya Balikpapan menjadi kota yang memiliki biaya hidup termahal di Kaltim.

Jika dirinci, pengeluaran penduduk Balikpapan untuk kelompok makanan mampu menghabiskan sebesar Rp 1.019.506 dan non makanan sebanyak Rp 1.441.427.

Samarinda

Kemudian, Samarinda menduduki peringkat kedua daerah dengan biaya hidup termahal di Kalimantan Timur.

Adapun total pengeluaran per kapita sebulan yang dikeluarkan oleh penduduk Kota Samarinda mampu menembus hingga Rp 2.258.433.

Di mana rata-rata pengeluaran untuk konsumsi makanan sebanyak Rp 941.017 dan non makanan sebesar Rp 1.317.416

Bontang

Peringkat ketiga ada Kota Bontang, dengan biaya hidup termahal di Kalimantan Timur. Di mana, kota ini memiliki total pengeluaran per kapita sebulan mencapai sebesar Rp 2.176.917.

Berdasarkan laporan BPS Kaltim, masyarakat Bontang biasanya mengeluarkan sebanyak Rp 902.716 untuk makanan dan Rp 1.274.201 bagi non makanan.

Kutai Timur

Selanjutnya, peringkat keempat dengan biaya hidup termahal di Kaltim adalah Kabupaten Kutai Timur, di mana pada tahun 2024, memiliki rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp 2.163.799 dalam sebulan.

Adapun pengeluaran untuk makanan mencapai Rp 999.528, sedangkan non makanan sebanyak Rp1.164.271.

Berau

Peringkat kelima dengan biaya hidup termahal di Kaltim yakni Berau, dengan total pengeluaran per kapita menembus Rp 2.058.211 sebulan.

Masyarakat Berau mengeluarkan biaya untuk konsumsi makanan hanya sebanyak Rp 969.931 dan non makanan sebesar Rp 1.088.280.

Artinya, warga di Kabupaten tersebut lebih besar mengeluarkan biaya untuk kebutuhan non makanan dibandingkan dengan konsumsi makanan.