Foto: Aktivitas Bendar Udara Kalimarau
TANJUNG REDEB, – Harga bahan bakar pesawat diduga menjadi satu variabel penyebab tingginya harga tiket. Dipicu beberapa faktor lain. Terakhir,kementerian perhubungan juga merestui kenaikan harga tiket.
Dikonfirmasi wartawan, Kepala Dinas Perhubungan Berau, Andi Marawangeng menjelaskan, Justru saat ini harga bahan bakar mengalami penurunan, itu berarti harga masih fluktuatif.
Akan tetapi sejak Agustus, Kemenhub memperbolehkan maskapai untuk menaikkan harga tiket pesawat, meskipun tidak semua maskapai menaikkan harga.
“Sebelum adanya masalah bahan bakar avtur naik, harganya kan memang sudah tinggi,” sebutnya.
Mencoba menjembatani keluhan masyarakat terhadap mahalnya harga tiket, Andi mengaku sudah bersurat melalui dirjen dan BLU Kalimarau, untuk dilakukan pertemuan secara langsung.
Sebab, Pemkab Berau sudah berkomitmen untuk mendesak pusat agar bagaimanapun harga tiket tidak lagi tinggi. Bahkan kenaikan diakui Andi mencapai Rp 1 juta hanya untuk rute Berau-Balikpapan, Balikpapan-Samarinda.
Jika dilihat dengan kondisi terkini, maka masalah harga avtur ternyata bukan jadi pemicu kenaikan. Atau menurut Andi, sebenarnya masalah itu bukan hanya disebabkan oleh avtur. Sebab, pasca pemulihan pandemi, terjadi permintaan penerbangan, namun ketersedian maskapai belum banyak.
“Kita tau lah, kalau di Berau hanya satu saja yang melayani. Kami berterimakasih sudah ada maskapi yang mau memberikan rute, tapi namanya bisnis, pihaknya tentu tidak mau rugi,” tegasnya.
Pihaknya sudah mendengar pula dari maskapai Lion Group, bahwa harga tiket pesawat Balikpapan-Surabaya dengan jarak tempuh yang lebih lama, bisa lebih murah ketimbang Berau-Balikpapan, lantaran di Bandara Balikpapan menyediakan 11 maskapai berbeda. (*)