SAMARINDA – Tanaman aren (gula aren) kini diproyeksikan menjadi primadona baru sektor perkebunan di Kalimantan Timur.

Dengan potensi ekonomi yang tinggi dan pasar yang terus berkembang, pemerintah provinsi melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim mulai menyusun langkah strategis untuk mendorong hilirisasi komoditas ini.

Langkah awal ini ditandai dengan digelarnya Rapat Percepatan Pelaksanaan Hilirisasi Komoditi Aren di Kantor Disbun Kaltim belum lama ini.

Dalam rapat tersebut, Pelaksana Tugas Kepala Disbun Kaltim, Andi Siddik, menekankan bahwa kunci utama untuk membuka potensi emas dari aren adalah dengan memperkuat sektor hulu terlebih dahulu, yaitu perbenihan.

“Untuk menjaga keberlanjutan tanaman aren dan menjamin ketersediaan bahan baku produk hilirnya, petani harus mulai membudidayakan tanaman aren dengan benih unggul yang bermutu dan bersertifikat,” tegasnya.

Pandangan ini turut diamini oleh praktisi pertanian, Rusmadi Wongso, yang juga hadir dalam rapat. Menurutnya, sebuah industri pengolahan hanya bisa berjalan jika pasokan bahan bakunya terjamin.

“Kalau bicara industri, kita harus pastikan bahwa tanaman aren mampu memberikan hasil yang konsisten dan berkelanjutan,” ujar Rusmadi.

Potensi aren di Kaltim sendiri sudah cukup besar. Data Statistik Perkebunan 2023 mencatat, luas tanaman aren di Kaltim mencapai 1.132 hektare dengan produksi lebih dari 500 ton per tahun dan melibatkan ribuan tenaga kerja.

Dengan fokus pada perbaikan sektor hulu dan sinergi antara semua pemangku kepentingan, komoditas aren diyakini mampu menjadi salah satu pilar baru yang menopang perekonomian Kalimantan Timur di masa depan. (*)