Foto: Ketua DPRD Berau Madri Pani
TANJUNG REDEB- Ketua DPRD Berau, Madri Pani mengapresiasi turunnya angka kemiskinan di Bumi Batiwakkal. Di mana, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 lalu, di Berau angka kemiskinan mencapai 5,88 persen atau 13.620 jiwa. Sedangkan tahun lalu, turun menjadi 5,65 persen atau 13.310 jiwa. Atau turun sebanyak 310 jiwa.
Namun, dirinya menekankan, Pemkab Berau melalui instansi terkaitnya, harus lebih maksimal dalam menekan angka kemiskinan ke angka paling rendah. Sesuai dengan komitmen Pemkab Berau.
“Kita perlu apresiasi berbagai bantuan dari pemerintah kepada warga tidak mampu, hingga indikator angka kemiskinan di Berau menurun,” jelasnya.
Tetapi di sisi lain, yang harus dilakukan selanjutnya adalah, menangani angka stunting dan potensi terjasinua stunting di Berau. Apalagi, berdasarkan data yang dia terima dari Dinas Kesehatan pada semester satu tahun 2022 lalu, masih ada 18,80 persen dari 4.366 balita yang dinyatakan mengalami stunting.
Menurutnya, jumlah ini cukup tinggi. Terlebih dengan APBD Berau mencapai Rp 3,5 triliun tahun 2023 ini, diharapkannya penanganan stunting harus bisa lebih maksimal.
“Anggaran kita besar, saya rasa bisa mengatasi masalah ini. Karena ini masalah kota bersama, tidak hanya satu OPD saja,” tuturnya.
Madri meminta, agar pelaksanaan pos pelayanan terpadu (Posyandu) lebih dimasifkan. Bahkan disarankannya, bisa melakukan jemput bola. Untuk memberi penyuluhan dan pemahaman kepada ibu hamil, untuk selalu lebih menjaga nurtrisi dan kesehatannya.
“Kita bisa duduk bersama membahas masalah ini. Saya juga harap OPD terkait melalui unitnya yang ada di kecamatan, kelurahan maupun kampung untuk memberikan pemahaman kepada para ibu muda, agar bisa paham mengenai kesehatan kehamilannya,” pungkasnya. (/ADV)