Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Mengandalkan keberadaan media sosial (medsos), Meidita Putri Satriani bisa menjadi owner ‘darigemini.project’ dan bisa miliki toko atau studio sendiri untuk lebih mengembangkan usahanya di bidang merangkai bunga maupun lainnya.

Diceritakan, berawal dari keinginan memberikan kerabat hadiah bouqket bunga, Meidita Putri Satriani, yang kini menjadi bos ‘darigemini.project’, terus berusaha memajukan usahanya.

Untuk memasarkan produknya, gadis kelahiran 31 Mei 1997 itu mengandalkan digitalisasi dan ilmu manajemen yang dimiliki dan menjalani bisnis florist hingga saat ini.

Di toko yang penuh bunga,  Dita – sapaan akrabnya, menceritakan awal mula merintis usahanya di tahun 2019, saat masih menjadi mahasiswa di Universitas Mulawarman (Unmul) di Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).

24i ANDALKAN 2

Kesal karena melihat harga bouqket yang terlalu mahal dan tidak sesuai keinginan, Dita akhirnya membuat bouqket bunga sendiri untuk diberikan kepada temannya. Hal itu memotivasinya.

Bermodal Rp500.000, gadis berkacamata itu membuka usaha. Berbekal gadget, Dita membuat akun Instagram bernama @enamore.id sebagai alat promosi. Tidak disangka, melalui konten unggahannya, pengusaha wanita muda  itu mendapatkan pelanggan.

“Awal buka usaha pelanggan pertama adalah orang asing, aku engga kenal. Dia tahu dari Instagram, katanya,” ungkapnya sambil tersenyum manis.

Kala itu memberi harga untuk satu bouqket bunga Rp35.000 dan menerima orderan sesuai permintaan.

Pada tahun 2021 saat kembali ke “Bumi Batiwakkal” (sebutan Kabupaten Berau), Dita merubah nama ‘enamor.id’ menjadi ‘darigemini.project’.

“Balik Berau aku tetap lanjutin usaha florist dan ganti nama jadi darigemini.project,” jelasnya kepada berauterkini.co.id di studionya, Jumat (23/8/2024).

Dijelaskannya, nama gemini diambil dari zodiaknya. Setelah kembali ke Berau, Dita membuat beberapa bouqket untuk dijadikan catalog ‘darigemini.project’.

Berkat bantuan rekan-rekannya mempromosikan, akhirnya mulai banyak pesanan yang diterima. Semua dikerjakan di rumah dan sampai akhirnya wanita berambut pendek itu menyewa sebuah rumah untuk dijadikan studio.

“Awal pindah agak susah, karena harus mulai dari awal. Pas orderan sudah mulai banyak, aku sudah nyewa tempat di Jalan Karang Mulyo,” terangnya.

Berjalan tiga tahun, Dita kini telah memiliki toko sendiri beralamat di Jalan Teuku Umar, Gang  Sawer Gading nomor 6 dan memiliki satu karyawan tetap.

Usahanya menyediakan berbagai bouquet, seperti bouquet bunga, bahkan yang lagi hits sekarang adalah money bouquet serta hampers di hari raya. Pesanan yang datang pun beragam, swasta, acara wisuda hingga personal.

“Biasanya rame di awal dan akhir tahun, Valentine, Imlek dan Tahun baru,” paparnya.

Diakuinya, untuk tetap eksis dalam menjalankan usaha florist, Dita memberikan kemudahan bagi pelanggan dengan cara memberikan kelonggaran dalam memilih jenis bunga buket. Pasalnya, ada beragam bunga yang bisa dipilih sesuai keinginan sebagai pelengkap dalam momentum.

Selain bunga artficial ‘darigemini.project’ juga menyediakan fresh flower beraneka ragam. Mulai dari bunga Mawar, Aster, Garbera, Baby Breath, Chrysant dan Snapdragon yang di datangkan dari kota Malang.

“Pernah terima orderan terjauh dari Bontang, kita sudah kasih tahu kalau harganya akan lebih mahal, tapi mereka tetap mau,” katanya.

Harga terendah adalah bouquet kecil yang biasa digunakan untuk hadiah wisuda, seharga Rp50.000. Sedangkan yang tertinggi tidak terbatas, sesuai dengan pesanan.

Sebulan omzet yang dihasilkannya adalah 5 sampi 7 juta rupiah. Jika hari raya bisa mendapatkan hingga belasan juta ke atas, karena pesanan hampers yang membludak.

Dalam menjalan usahanya, Dita menyebut kendala yang dialaminya adalah semakin banyak pesaing baru yang bermunculan dan waktu kedatangan barang juga menjadi salah satu kendalanya.

“Sekarang sudah semakin banyak yang usaha florist. Untuk itu, aku terus berupa untuk berinovasi agar bisa terus berkembang,” katanya.

Dita berharap, bisa mengikuti kelas dari Baleton Galery yang ada di Jakarata, agar bisa meningkatkan pengalamannya.

“Semoga ‘darigemini.project’ terus bisa berkembang lebih besar. Ke depan inginnya punya fresh flower yang bervariasi lebih banyak dan bisa buka kelas bouqket sendiri,” harapnya. (*)