Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Adanya temuan kasus Monkeypox (Mpox) atau Cacar Monyet di Indonesia, disikapi langsung oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau. Pihaknya mengimbau agar  masyarakat jangan panik akan hal ini.

Kepala bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Berau, Garna Sudarsono, mengatakan keberadaan Mpox di Kalimantan, bahkan di Berau dipastikan tidak ada.

Sejauh ini, Dinas Kesehatan Berau telah meneruskan Surat Edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, untuk peningkatan kewaspadaan tenaga medis terhadap kasus tersebut sebagai langkah preventif.

“Sudah ada (SE Kemenkes) ke puskesmas (pusat kesehatan masyarakat), tentang bagaimana dan penanganannya. Sampai hari ini, (Mpox) belum ada,” tegasnya.

4D MARAKNYA 2

Garna menjelaskan, utamanya cacar monyet menular lewat kontak langsung dengan orang yang terjangkit virus cacar monyet.

Misalnya bersalaman, tidur bersama, hingga bersentuhan dengan benda-benda yang terkontaminasi virus.

“Benda yang terkontaminasi biasanya seperti handuk dan selimut,” terangnya ketika berbincang dengan berauterkini.co.id, di kantornya, Selasa (3/9/2024).

Cacar monyet, lanjutnya, tidak terlalu berat sakitnya, sehingga masyarakat diminta tetap tenang. Namun jika menemukan gejala-gejalanya, masyarakat diminta untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.

Adapun gejalanya, yaitu demam diatas 39 derajat celcius, setelah itu muncul ruam selama 1 hingga 3 hari. Perkembangan ruam sendiri lambat bisa mencapai 3 minggu.

4D MARAKNYA 3

Kemunculan ruam sendiri, pada penderita Mpox banyak muncul di area wajah, telapak tangan dan kaki. Sedangkan jika cacar air, kemunculan lebih banyak di badan dan tidak di telapak tangan dan kaki.

“Pencegahan dan pengendalian itu arahannya adalah Surveilans, Terapeutik dan Vaksinasi,” jelasnya.

Namun, kabar itu tidak bisa diabaikan. Pihaknya juga tetap mendorong masyarakat waspada terhadap penyebarannya.

Sebab, potensi penularan itu masih ada, sehingga pihaknya melalui jajaran puskesmas melakukan peningkatan pengawasan.

“Jangan juga langsung mendiagnosis, perlu identifikasi dengan seksama. Kalau diduga (Mpox), sampelnya juga harus dikirim untuk di tes,” ungkapnya.

Sepanjang 2022 hingga 2024 ini, kasus Mpox atau Cacar Monyet ditemukan di Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatera.

Datanya, 87 dari 88 kasus Mpox ada di Pulau Jawa yang tersebar di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Yogyakarta dan Jawa Timur (Jatim).

“Memang kalau Kalimantan itu belum ada dan kita harap jangan sampai ada,” jelas Garna seraya berharap.

Pada dasarnya, Cacar Monyet hampir serupa dengan Cacar Air yang kerap dialami masyarakat. Akan terapi, Cacar Monyet punya potensi menyebabkan meninggal dunia. Sedangkan Cacar Air tidak. (*)