Foto: Ilustrasi pemberian vaksin difteri


TANJUNG REDEB– Pemberian vaksin difteri di Kabupaten Berau sudah mencapai 90 persen. Itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau, Totoh Hermanto.

Pemberian vaksin difteri diberikan kepada anak usia 2 hingga 4 bulan. Dijelaskannya, vaksinasi difteri merupakan vaksinasi yang dilakukan untuk mencegah penyakit difteri. Yaitu suatu penyakit menular yang dapat menyebabkan sesak napas, pneumonia, kerusakan saraf, gangguan jantung, bahkan kematian pada anak.

“Alhamdulillah penyaluran vaksin difteri sudah mencapai 90 persen,” katanya, belum lama ini.

Totoh mengatakan, untuk anak usia sekolah diberikan Imunisasi DT (Diphteria tetanus) yang bertujuan mencegah beberapa penyakit infeksi seperti difteri, tetanus, dan batuk rejan (pertusis).

Imunisasi TD (tetanus diphteria) merupakan imunisasi lanjutan dari imunisasi DT, agar anak semakin kebal dengan ketiga penyakit infeksi tersebut.

“Adapun DPT-HB diberikan pada anak berusia 1-5 tahun. Kemudian DT untuk anak usia 5-7 tahun. Lalu untuk anak berusia 7-19 tahun, diberikan vaksin Tetanus difteri,” tuturnya.

Berkat antisipasi yang dilakukan secara maksimal, pihaknya hingga kini belum menemukan adanya kasus difteri di Kabupaten Berau. Meskipun beberapa waktu lalu, terdapat kasus difteri di salah satu daerah di Kaltim.

“Sebelum kasusnya sampai di Berau, kami sudah lakukan antisipasi dengn maksimal. Dan Alhmdulillah sampai sekarang belum ada ditemui kasus difteri,” tambahnya.

Menurut Totoh, secara penularan, difteri bisa terjadi melalui udara sama seperti COVID-19. Karena bakteri difteri lebih seperti droplite dengan hanya jarak 1 meter. Untuk gejala yang ditimbulkan seperti batuk, pilek, pernapasan dan nyeri saat menelan.

“Hampir sama, tapi berbeda, kalau difteri masih bisa mencium dan merasa,” pungkasnya. (/)