Foto: Foto udara Kecamatan Talisayan
TANJUNG REDEB – Masyarakat Kecamatan Talisayan meminta dukungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau untuk bisa menanam kedelai, baik pendampingan dari instansi terkait maupun bantuan pemasarannya.
Kasi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian dan Peternakan Berau, Muhammad Saleh mengatakan pemerintah tentunya mendukung, jika petani kedelai bisa kembali aktif kembali. Walaupun, memang tantangan tersbesarnya yakni pemasaran.
“Sepanjang luasan lahan bisa mencakup 500 Ha, bisa saja untuk menjadi sentra,“ jelasnya, Selasa (07/02/2023).
Saleh menjelaskan, dulu di Kecamatan Batu Putih dan Kecamatan Talisayan pernah menghasilkan kedelai. Tetapi banyak yang beralih komoditi ke tanaman jagung. Karena pasaran susah dan budidaya kedelai memang lebih sulit.
Untuk di tahun 2022, Distanak Berau belum ada yang memberikan bantukan kepada persni kedelai di Berau, lantaran masih sangat minim.
Namun, pihaknya mengupayakan jika di tahun ini, usulan permintaan banyak, pihaknya akan mencari sumber anggaran.
“Tantangannya di pasar, tapi untuk penjualan bisa dibuatkan MoU, jika ada yang membeli. Jika ada yang membeli bisa diharga Rp 7 ribu per kilogram,” tutupnya.
Sebelumnya, Camat Talisayan, Ahmad Juhri. Dia mengatakan, ada keinginan masyarakatnya melalui laporan kepala kampung, bahwa mereka ingin menjadi sentra kedelai di Kabupaten Berau.
Terkait lahan tentu sudah disiapkan juga oleh masyarakat yang ingin menanam kedelai.
Apalagi mereka sebelumnya sudah pernah menanam kedelai. Sehingga, mereka ingin mencobanya lagi. Tentu itu merupakan modal utama agar bisa mendapat banyak dukungan.
“Khususnya masyarakat di Kampung Tunggal Bumi, mereka bahkan mengaku sudah siap,” ungkapnya.
Tunggal Bumi dulunya merupakan salah satu sentra kedelai. Namun, saat ini dikatakan Ahmad sudah tidak ada lagi yang menanam. Karenanya, mereka berencana untuk memanfaatkan Alokasi Dana Kampung (ADK) untuk menghidupkan lagi sentra kedelai di Talisayan. Untuk percobaan, kedelai akan ditanam di lahan seluas lima hektare.
“Karena di sana tanahnya juga cocok untuk menanam kedelai ini, Saya rasa bisalah dihidupkan lagi sentra kedelai di Talisayan,” katanya.
Ditegaskannya, itu merupakan komitmen masyarakat. Apalagi sudah ada pangan hewani, yakni sentral sapi. Ke depan jika kedelai berhasil maka lengkaplah pangan di Talisayan.
“Karena ini maunya masyarakat sendiri jadi harus saya sampaikan ke pemerintah daerah,” ucapnya.
Ke depan pihaknya juga ingin menjadi penyuplai kedelai bagi perajin tahu dan tempe di Kabupaten Berau. Agar mereka tidak lagi mengambil kedelai impor.
“Kami optimistis bisa membantu para perajin tahu dan tempe. Kalau dilihat daei kebutuhan kedelai di Berau mudah-mudahan pemasarannya tidak susah,” bebernya.
Untuk itu, perlu dampingan dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau agar keinginan masyarakat itu berbanding lurus dengan kualitasnya yang bagus. Sebab, masyarakat pasti juga ingin produksi mereka bisa bersaing dengan kedelai impor.
“Pekerjaan rumahnya hanya memulainya saja. Begitu sudah ada yang mulai, pasti banyak masyarakat lain yang juga ingin menanam kedelai,” tutupnya. (*)