BANGKOK – Perang antara Kamboja dan Thailand pecah di area perbatasan, pesawat tempur F-16 dikerahkan.
Saling serang antara kedua negara di Asia Tenggara itu pecah di daerah perbatasan.
Laporan media Thailand menyebutkan Angkatan Udara Thailand melakukan serangan ke lokasi pasukan Kamboja.
Serangan itu dilakukan dengan mengerahkan skuadron F-16 milik Thailand.
Serangan tersebut menandai serangan gelombang kedua pesawat tempur F-16, sebelumnya skuadron udara ini juga menyerang markas Divisi Infantri Militer Kamboja.
“Sekitar pukul 16.40 waktu setempat, militer Thailand melalui pesawat tempur F-16 menyerang sasaran militer Kamboja yang berada di Selatan Kuil Ta Muen Thom di Provinsi Surin,” tulis laporan media Thai Enquirer.
“Ini menandai gelombang kedua serangan skuadron F-16, sebelumnya serangan udara menyasar markas Divisi Infantri 8-9 Militer Kamboja,” lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, Perang di daerah perbatasan pecah, Thailand dan Kamboja saling serang menyebabkan korban warga sipil.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja memuncak, kedua negara saling serang di daerah perbatasan pada Kamis (24/7/2025).
Dalam aksi saling serang itu setidaknya ada sembilan warga sipil yang menjadi korban jiwa.
Di media sosial X terlihat sejumlah rumah warga sipil menjadi sasaran dari serangan, sebuah toko Seven Eleven di Thailand juga terbakar dampak dari serangan Kamboja tersebut.
Dilansir Beritasatu dari AP, Kementerian Pertahanan Thailand menyebut korban terbanyak berada di Provinsi Si Sa Ket, di mana enam orang tewas setelah tembakan diarahkan ke sebuah pom bensin.
Dalam serangan itu, setidaknya 14 orang lainnya luka-luka di tiga provinsi perbatasan.
Militer Thailand mengeklaim melakukan serangan udara ke target militer di wilayah Kamboja pada Kamis pagi.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Kamboja menyatakan jet tempur Thailand menjatuhkan bom di jalan dekat kompleks kuil kuno Preah Vihear.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Surasant Kongsiri mengatrakan bentrokan terjadi di sedikitnya enam titik perbatasan.
Kontak senjata pertama dilaporkan terjadi di dekat kuil kuno Ta Muen Thom, yang berada di perbatasan Provinsi Surin di Thailand dan Oddar Meanchey di Kamboja.
Sementara itu, Jubir Kementerian Luar Negeri Thailand Nikorndej Balankura meminta Kamboja bertanggung jawab dan menghentikan serangan.

“Pemerintah Kerajaan Thailand mendesak Kamboja bertanggung jawab atas insiden yang terjadi, menghentikan serangan terhadap target sipil dan militer, serta menghentikan semua tindakan yang melanggar kedaulatan Thailand. Pemerintah Thailand siap meningkatkan langkah pertahanan diri apabila Kamboja terus melakukan serangan bersenjata,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura.
Sementara itu, Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, menyatakan negaranya tetap mengedepankan penyelesaian damai, tetapi tidak memiliki pilihan selain merespons agresi bersenjata dengan kekuatan yang setimpal.