SAMARINDA – Gelaran East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 yang dimulai hari ini, Kamis (24/7/2025), tidak hanya dirancang sebagai panggung pertukaran budaya. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur secara khusus mendesain festival ini sebagai motor penggerak ekonomi kreatif, dengan menargetkan 10.000 pengunjung untuk mendorong perputaran ekonomi di sektor UMKM.
Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi konkret telah disiapkan. Selama festival berlangsung hingga 29 Juli mendatang, para pengunjung dan delegasi dari dalam maupun luar negeri akan diarahkan untuk mengunjungi pusat-pusat galeri UMKM di Samarinda, seperti di kawasan Basuki Rahmat dan Citra Niaga.
Langkah ini bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan penjualan produk-produk khas Kalimantan Timur kepada ribuan wisatawan yang hadir.
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, memastikan semua persiapan telah rampung untuk menyambut lonjakan pengunjung. Seluruh kelompok kerja, mulai dari keamanan hingga kesehatan, telah dikoordinasikan untuk menjamin kelancaran acara.
“Pokja keamanan sudah siapkan rute kirab budaya agar berjalan nyaman, sementara Pokja kesehatan juga telah menyiagakan ambulans dan tenaga medis,” jelas Sri.
Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ririn Sari Dewi, secara optimistis menargetkan jumlah pengunjung tahun ini naik dua kali lipat dibandingkan penyelenggaraan sebelumnya. Menurutnya, festival ini memiliki misi ganda, yaitu promosi budaya sekaligus pemulihan dan peningkatan ekonomi.
“Target kita minimal 10.000 pengunjung tahun ini. Selain menampilkan pertunjukan budaya, event ini juga akan mendongkrak okupansi hotel dan perputaran ekonomi UMKM,” ujarnya. (*)